Kamis, 05 Juli 2012

MIANHAE

sori baru bisa buka, soalnya kemarin2 baru hiatus. mianhae :(

Minggu, 10 Juni 2012

With You


With You

Author                  : @syarifahatikarb
Genre                   : Romance/sad romance
Cast                       : Byun Baekhyun (EXO)
                                  Park Hyejin (OC)
Support cast       : EXO
                                  Lee Yoenhee (OC)
                                  Choi Minyoung (OC)
                                  Cho Jinri (OC)
                                  Donghae dan Kyuhyun (Super Junior)
                                  Minho (SHINee)

With You, it’s more than enough for me…
-Hyejin-
 Aku sedang membaca buku di taman kampus saat semua yeoja berteriak-teriak. Aku bingung dengan mereka tidak bisakah mereka mengecilkan suara mereka yang melengking itu? Ku lepas kaca mata yang bertengger di wajahku. Dan kumasukkan bukuku ke dalam tas.
“Hyejin-ah!!”teriak seorang yeoja dari kejauhan. Aku tidak terlalu jelas melihat mukanya. Mataku minus.
“Yaa! Park Hyejin! Kenapa kau tidak membalas sapaanku?”teriak Yoenhee, sahabatku.
“Mian, kau tahu sendirikan kalau mataku itu minus.”belaku.
“Aish, sudahlah. Oh ya, Donghae oppa sudah menjemputku. Dia menyuruhku untuk mengerjakan tugas di SM saja. Sekalian menunggu oppa-oppa kita yang sedang latihan. Jinri dan Minyoung sudah menunggu di mobil. Ayo!”Yoenhee menggeretku menuju mobil Donghae oppa.

Selama perjalanan menuju SM aku hanya diam memandangi jalanan Seoul yang semakin hari semakin padat. Aku malas untuk ikut bicara dengan yang lain. Mood-ku saat ini sedang tidak baik.
“Tumben kau diam saja Hyejin-ssi?”tanya Donghae oppa dari belakang kemudi.
“Aku hanya sedang tidak enak badan oppa.”jawabku singkat. Aku benar-benar malas bicara dengan siapapun hari ini.
“Kau sakit Hyejin-ah? Apa kau mau pulang saja?”tanya Minyoung.
Oh, Minyoung. Bisakah kau diam? Aku sedang malas bicara. Aish! Keluhku dalam hati. Aku menggelengkan kepalaku.

Kami telah sampai di SM. Minyoung dan Jinri segera berlari menuju tempat latihan para artis SM. Aku tahu siapa yang mereka cari. Minyoung pasti mencari namja chingunya, Kai oppa. Sedangkan Jinri, dia ingin sekali bertemu dengan Xuimin oppa, calon namja chingunya.
“Oppa? Aku akan menggunakan tempat Suju oppadeul ya untuk mengerjakan tugas? Bukankah Suju oppadeul ada jadwal hari ini? tempat kalian berkumpul pasti sepi kan? Boleh ya?”
Yoenhee sedang memohon pada Donghae oppa untuk meminjamkan tempat Suju oppadeul berkumpul untuk mengerjakan tugas kelompok ini.
“Ne. tapi kau harus merapikannya kembali setelah kau pakai.”Donghae oppa mengacak-acak rambut dongsaengnya itu.
Seandainya saja Chanyeol oppa seperti itu. Pasti aku akan bahagia sekali. Akhir-akhir ini Chanyeol oppa terlalu sibuk dengan jadwalnya. Tidak ada waktu untuk mengobrol denganku. Aku benar-benar tidak suka dengan kesibukan oppa sekarang.
“Ayo Hyejin. Loh? Jinri dan Minyoung kemana?”tanya Yoenhee setelah meninggalkan Donghae oppa di lobby.
“Kau tahu jawabannya Yoenhee-ya.”kataku dengan malas.
“Kalau begitu kau panggil mereka. Aku akan ke tempat Suju oppadeul dulu. Akan ku siapkan bahan yang akan dipakai nanti.”Yoenhee keluar dari lift. Kini aku sendiri.
Tiba-tiba pintu lift terbuka. Baekhyun oppa? Aish, kenapa aku bertemu dengannya dalam keadaan mood yang jelek?
“Kau disini? Kau mau bertemu oppamu?”tanya Baekhyun oppa sambil memainkan Iphonenya.
“Ani. Aku kesini untuk mengerjakan tugas kelompok. Tapi aku harus menjemput Minyoung dan Jinri dulu.”jawabku malas.
“Kalau begitu kita satu arah.”tiba-tiba Bakhyun oppa menoleh ke arahku dengan senyum manis dan eye smile-nya. Haaah, hatiku meleleh seketika.

-Baekhyun-
Beberapa kali aku mengeluarkan joke. Ada yang garing ada pula yang lucu. Aku ingin mencairkan suasana antara aku dan Hyejin, yeoja yang telah lama aku cintai.
Aku membuka pintu tempat latihan. Memang benar, Jinri dan Minyoung sedang ada disana dengan Kai juga Xuimin.
“Hyejin? Baekhyun? Tumben sekali kalian berdua. Biasanya kalau kalian bertemu kalian pasti berantem?”Suho hyung betanya.
“Benarkah? Oh.”kataku singkat. Chanyeol menoleh ke arahku dan Hyejin. Hyejin berlari kearah oppanya itu dan memeluknya. Kapan aku bisa memeluk Hyejin?
“Chanyeol oppa? Kau terlihat kurus.”Hyejin merapikan rambut oppanya. Aku sedikit cemburu. Walau aku tahu itu adalah oppa kandung Hyejin. Tapi tetap saja aku cemburu.
“Benarkah itu saeng? Kalau begitu kau harus sering-sering kemari dan membawakan makanan.”kata Chanyeol sambil mencubit pipi dongsaengnya itu.

“Annyeong. Aku, Minyoung dan Jinri harus mengerjakan tugas dulu. Kasian Yoenhee juga sudah menunggu lama. Annyeong.”kata Hyejin berpamitan.
“Ayolah Minyoung!”Jinri, yeoja imut itu menggeret temannya yang masih asyik mengobrol dengan Kai itu.
“Oppa, aku pergi dulu ya. annyeong.”Minyoung membungkukkan badannya.
“Hati-hati chagiya.”Kai melambaikan tangannya.
“Ne oppa.”
Aku sangat ingin seperti KaiYoung couple. Tapi kapan? Aku terlalu takut untuk ditolak Hyejin.

Latihan hari ini selesai. Benar-benar melelahkan. Aku meminum air putih yang tadi diberikan Hyejin di lift. Haah, aku ingin sekali mengulang kejadian di lift tadi.
“Ya! baekhyun, apa yang kau pikirkan? Apakah kau sedang memikirkan dongsaengku?”Chanyeol menyunggingkan senyum evilnya. Benar-benar tidak evil. Terlihat imut malah.
“Chanyeol? Kau kerasukan apa sampai bisa berkata begitu?”jawabku bohong. Aku memang sedang memikirkan dongsaengnya, Hyejin.
“Kerasukan? Kau itu yang sedang kerasukan peri cinta.”Chanyeol kembali menggoda sambil memeletkan lidahnya.
“YAA!! CHANYEOL HYUNG!!”aku berlari mengejarnya.
***

-Hyejin-
Setelah kejadian hari itu. Semakin hari hubunganku dengan Baekhyun oppa semakin dekat. Kami jadi sering berhubungan. Tidak ada lagi pertengkaran anak kecil seperti dulu. Aku senang.
“KYAAA!!! Hyejin!!!”teriak Jinri. Aku menutupi kedua telingaku. Suaranya benar-benar membuat telingaku sakit.
“YAA!! Jinri-ah! Kau ingin membuatku tuli.”aku mengepalkan tanganku dan meniupnya. Lalu menaruhnya di telingaku.
Jinri mengguncangkan tubuhku dengan keras.
“Jinri-ah kau kenapa? Kau tahu ini sakit?”kataku. jinri benar-benar membahayakan.
“Aku telah menjadi yeoja chingunya Xuimin oppa! Kyaaa!!”
DEG! Yeoja chingu? Perlahan wajah Baekhyun oppa melintas di dalam pikiranku. Senyumnya, tawanya, wajah imutnya. Semuanya. Terlintas begitu saja dan terus berputar. Akankah takdirku akan seindah takdir Jinri.

-Baekhyun-
Aku sedang berlatih hari ini. konsentrasiku terbelah. Terpecah menjadi dua. Hyejin benar-benar membuatku pusing. Aku bingung.
“Kau kenapa Baekhyun? Kau tidak seperti biasanya?”Chanyeol menepuk pundakku.
“Kau sedang memikirkan Park Agassi?”aku terdiam. Dia benar, aku memang sedang memikirkan Agassi itu. Chanyeol tersenyum puas.
“Kau tahu? Aku merestuinya. Aku merestui jika kau berhubungan dengan agi itu.”dia kembali menepuk pundakku dan pergi.
Aku sudah mendapatkan restu dari oppanya. Tapi mengapa sampai sekarang aku tidak bisa membuatnya menjadi milikku?
Aku berjalan-jalan di sekitar Gedung SM. Langkahku gontai. Aku tidak tahu apa yang terjadi padaku sebenarnya.
JEDUG!
“Awh!”kataku dan seorang yeoja bersamaan.
“Hyejin?”tanyaku pada yeoja yang tadi tidak sengaja ku tabrak. Dia masih mengusap keningnya yang sakit.
“Oppa?”

Han river sangat indah. Udara pagi juga sangat sejuk. Sebagian bebanku menghilang bersama tiupan angin. Dan aku senang, karena dia berada disampingku saat ini.
“Oppa, aku mau naik sepeda.”pintanya. wajahnya seperti anak kecil. Dan membuatku tidak sengaja mencubit pipinya gemas.
Saat ku sadari tanganku menyentuh pipinya. Aku segera menarik tangnku kembali. Jantungku berdebar sangat cepat. Dia menatapku bingung.
Aku berusaha mengatur detak jantungku agar kembali normal. Dan memaksakan senyumku. “Baiklah. Ayo, kita sewa sepeda.” Ajakku padanya.
Tanpaku sadari aku menarik tangannya dan tersenyum bahagia. Dan tanpa ku sadari pula ada seseorang yang mengabadikan kejadian ini.
***

-Hyejin-
Perasaanku sangat tidak enak hari ini. hampir semua mata memandangiku aneh. dan banyak kejadian aneh yang terjadi di kampus hari ini.
Mulai dari mejaku yang bertabur bungan kamboja putih. Ada banyak noda darah di kursiku. Dan masih banyak lagi. Aku benar-benar takut.
PRAAK!! Pipiku sakit. Ku angkat wajahku. Apa ini? aku sudah berada di tengah-tengah puluhan yeoja.
“Jangan pernah kau dekati Baekhyun oppa kami!!” teriak salah satu yeoja yang berada di barisan depan. Apa maksudnya?
“Kami sudah cukup sakit, mengetahui bahwa kau adalah adik dari Chanyeol oppa. Jadi jangan rebut Baekhyun oppa kami!!!”
Tiba-tiba telur busuk pecah di atas kepalaku. Dan puluhan bola air mengarah padaku. Sebuah kantung tepung mendarat di kepalaku. Aku diam melihat ini semua terjadi padaku. Aku tahu inilah resiko dari nasib beruntungku. Aku memejamkan mata dan menerima semua yang akan terjadi.
Tiba-tiba semua menghentikan lemparannya. Perlahan ku buka mataku. Aku melihat Yoenhee menangis, melihatku dari jauh. Minyoung dan Jinri menatapku iba. Dan aku melihat Baekhyun oppa sudah berdiri di depanku.
“Ku mohon jangan sakiti dia. Dia tidak tahu apapun jadi jangan pernah sakiti dia. Aku mohon.”kata Baekhyun oppa sambil menarikku pergi dari kerumunan yeoja-yeoja itu.
Yoenhee, Jinri dan Minyoung menghambur memelukku. “Kau tidak apa-apa Hyejin-ah?”kata Minyoung sambil membersihkan tepung dari tubuhku dengan sapu tangannya. Aku mengangguk kecil. Memaksakan senyum manisku.
“Bisakah aku bicara berdua dengan Hyejin.”tanya Baekhyun oppa. Aku menatapnya bingung. Yoenhee mengangguk cepat dan menarik Minyoung dan Jinri pergi.
“Hyejin-ah mianhae. Karena aku, kau jadi seperti ini. jeongmal mianhae.”katanya sambil membersihakan tubuhku dari tepung.
“Gwaenchana. Ini mungkin nasib burukku saja.”kataku menghiburnya. Dia diam dan hanya menatapku tajam.
“Ayo kita pulang.”ajaknya.

-Baekhyun-
Aku semakin takut untuk memilikinya. Aku takut menjadikannya sebagai yeojaku. Aku takut tidak dapat melindunginya. Dan aku sangat takut untuk terus berada di sisinya.
“Aku tahu apa yang terjadi.”Chanyeol memegangi bahuku. “Bisakah kau menjaganya? aku harap kau memikirkan yang terbaik untuknya. Karena dia dongsaengku.”Chanyeol pergi meninggalkanku.
Bisakah aku menjaganya? Apakah aku sudah memikirkan yang terbaik untuknya? Aku berkata dalam hati. Aku mulai memejamkan mataku.

-Hyejin-
Aku sedang menonton TV. Namun, pandanganku kosong. Hyejin-ah mianhae. Karena aku, kau jadi seperti ini. jeongmal mianhae. Kata-katanya hari itu terngiang di kepalaku. Tatapannya pada saat itu kembali hadir dalam benakku. Kenangan indahku bersamanya berputar kembali.
DRRRTT… Iphoneku berbunyi.
“Yoboseyo?”

Aku menuruni mobil dengan tergesa. Baekhyun oppa apa yang terjadi?
“Oppa?”aku menatapnya sedih. Dia terlihat mabuk berat. Beberapa botol arak kosong tergeletak disampingnya. Aku mendekat ke arahnya.
“Oppa, kau kenapa?”aku menyingkirkan rambut yang menutupi wajahnya. Aku sedih melihatnya seperti ini. hatiku sakit melihatnya begini.
Aku mencoba mengangkatnya. Namun dia menggenggam tanganku erat.
“Hyejin-ah?”dia memanggil namaku.
“Ne oppa?”
“Saranghae. Hyejin-ah saranghae.”katanya. jantungku berhenti seketika. Dia menyatakan cintanya padaku.
“Hajiman, mianhae. Aku memang menyukaimu. Bukan. Aku mencintaimu. Di saat aku berada disampingmu aku seperti orang yang berbeda. Aku lebih banyak bicara saat kau menjadi lawan bicaraku,”aku tersenyum getir mendengar pengakuannya.
“Aku ingin memilikimu Hyejin-ah. Aku ingin menjadikan dirimu sebagai yeojaku. Tapi itu mustahil. Aku takut kau terluka saat bersamaku. Aku takut hatimu akan sakit jika aku terus berada di sisimu. Aku takut tidak,”kalimatnya terhenti. Air mata menetes dari matanya yang setengah terbuka.
“Aku takut tidak bisa menjagamu dengan baik. aku takut akan kehilangan dirimu. Mianhae Hyejin-ah. Mian karena aku tidak dapat menjadikanmu sebagai yeojaku.”setelah mengatakan kalimat terakhir itu dia ambruk.
Aku menatapnya nanar. Aku tahu inilah akhir dari perasaanku. Inilah akhir dari cinta yang belum sempat terjalin. Aku tahu inilah akhirnya. Akhir dari perjalanan cinta kami yang belum sempat terjalin sedetik pun.

Aku berusaha membawanya ke dalam mobilku. Aku akan mengantarnya ke dorm EXO.
“Oppa, kau tahu? Aku juga mencintaimu. Tapi, inilah akhirnya. Perasaan kita tidak dapat menyatu walau itu hanya sedetik. Aku harap kau bahagia setelah ini. Aku harap kita akan bersama kembali setelah kau berani. Berani untuk berada di sisiku. Dan sampai waktunya itu tiba aku akan menunggumu. Saranghae.”
Aku tersenyum getir, menahan tangisku. oppa, aku akan menunggumu. sampai kapanpun itu. Kataku dalam hati.

-Baekhyun-
Oppa, kau tahu? Aku juga mencintaimu. Tapi, inilah akhirnya. Perasaan kita tidak dapat menyatu walau itu hanya sedetik. Aku harap kau bahagia setelah ini. Aku harap kita akan bersama kembali setelah kau berani. Berani untuk berada di sisiku. Dan sampai waktunya itu tiba aku akan menunggumu. Saranghae. Aku terbangun dari mimpiku.
Ternyata itu hanya mimpi. Tapi, aku merasakan sakit hatinya saat dia berkata itu di depanku dengan senyum manis di wajahnya.
“Kau sudah bangun? Tadi malam kau mabuk berat. Park Agassi mengantarmu kemari.”Chanyeol memberikanku bubur dan segelas madu.
Jadi itu bukan mimpi? Itu bukan mimpi. Hyejin-ah?
“Ya, aku tahu yang terjadi. Kau tahu Baekhyun. Saat mengantarmu ke sini Park Agassi menangis. Dia memelukmu erat. Dia seakan takut. Saat aku mencoba membantunya membawamu, dia hanya menggeleng kecil. Dan menidurkanmu di tempat tidur ini,”Chanyeol terhenti. Dia menatapku iba.
“Dia terus menungguimu disini. Menangis dalam diam. Dan dia akhirnya pergi. Kau tahu, aku menatap kalian iba. Begitu peliknya hubungan kalian.”kata Chanyeol dan pergi meninggalkanku di kamar. Sendiri.
***

-Hyejin-
Aku sedang berjalan-jalan di dekat Han river. Sudah setahun setelah kejadian malam itu. Walau hubungan kami tetap berjalan. Tapi ada tembok yang menghalangi kami untuk bersama. Hingga akhirnya kami hanya bisa saling menatap.
Telah setahun pula aku menunggunya. Menunggunya merobohkan tembok itu. Dan sampai saat ini aku masih menunggu. Aku tahu suatu hari nanti dia dapat merobohkan tembok ini.
“Hyejin-ah!!!”teriak Baekhyun oppa dan Chanyeol oppa hampir bersamaan. Aku tersenyum. Mungkin cukup seperti ini saja. Cukup dengan dia terus berada disisiku. Itu sudah lebih dari cukup untukku. Itu sangat lebih dari cukup.
“Kau tahu Hyejin? Kami mencarimu kemana-mana dan kita tidak dapat menemukanmu.”kata Chanyeol oppa.
“Tapi aku dapat mengetahui kemana kau pergi.”sambil memeletkan lidahnya pada Chanyeol oppa.
“Ayo kita pergi.”Chanyeol oppa menggenggam tanganku erat. Dia menatapku dan membisikkan sesuatu di telingaku. Aku hanya tersenyum mendengar apa yang ia katakan. Aku harap itu benar oppa.

-Baekhyun-
Aku tahu apa yang dibisikkan Chanyeol pada dongsaengnya itu. Aku yang memintanya mengatakan hal itu.
Hyejin-ah. Aku berjanji suatu saat nanti aku pasti bisa menghancurkan tembok yang menghalangi kita berdua. Aku berjanji.
********
-END-

Sabtu, 02 Juni 2012

EXO-M "History"


: : Romanization : :
[LuHan] Listen
Ganjue dao meiyou
 
Wo de xinzang
 
Ting diaole jiezou

[Kris] My heart be breakin’
[Tao] Leishui cengjing
Fennu de diao luo
 
Dasheng sihou
 (Ha!)
Yi bu xiang yihou

[Kris] My pain be creepin’
[Chen] Hui de yan liulian lan de tian rang wuwei jiaoxiao bian cheng paomo bu han weisuo
Chuncui de zhizhuo

Yuan di tabuguo duojiu zai zhe xin de qi shidian zhanzhe shi wo
Guanka yiyi dou jipo fangqi zai wo zidian mei luruguo
Women yi fen liangtou ben shi taiyang ban yiti jiegou
Oh, Oh
Wo jiangluo zhege shijie de liyou
I need you and you want me
Zai zhege lan se xingti
Oh, Oh
Oh, Oh
Every, Every, Everyday
Wo chuangzao de History

[Chen] Break it
Po chen jiu de gui
 
Move it
 
Rang huang yan zuo fei
 
[Kris] No more shakin’ like that

[Lay] Daoshu
Gui ling hou jiu hui xi
 
Jingle shang bei
 
Zhanxin de jingwei
[LuHan] Shijian hai you kong jian chuanyue yu you zou mengxiang wanmei guodu de guanghui hui rang women
Qian qi shou fei

Yuan di tabuguo duojiu zai zhe xin de qi shidian zhanzhe shi wo
Guanka yiyi dou jipo fangqi zai wo zidian mei luruguo
hysungjongkpop.blogspot.com
Women yi fen liangtou ben shi taiyang ban yiti jiegou
Oh, Oh
Wo jiangluo zhege shijie de liyou
I need you and you want me
Zai zhege lan se xingti
Oh, Oh
Oh, Oh
Rang shijian nixiang xingzou
Gai shi zhuanbian de shihou
[XiuMin] Turn it up, turn it up, turn it up (Turn it on)
Turn it up
 , turn it up, turn it up

[LuHan] Dang ni shenme dou ji wang gei yongyuan
Suoyou dou tuichi dao xia yige mingtian
 
[Chen] Huoxu mingtian zhihou meiyou weilai
Liu xia de zhiyou huihen de huijin he chen ai
 ~

[Lay] Zhua zhu ai de shou, ai de shou, ai de shou
Yue ai yue wanmei nuan re zhege xingqiu
 
[Chen] Beishang zai zuoshou wo xiyue de youshou
Women fenxiang tong yige liyou
 ~

[Kris] Yeah Women bao jin wei yiti zai dansheng de shunjian
Que kaishi xiguan shūli he yige ren de shijie
 
[XiuMin] Juli jian, jian, jian, jian, jian yue lai yue yuan

[Tao] Geli fenkai cheng liangbian taiyang bu xuyao fen jiexian
One more, two more, three four more
[Tao] Zhe yi shunjian yingjie jiwang yi jiu meng li wanmei shijie

[Kris] Xinzang kaishi tiaodong ji su tiaodong
Doong, Doong, Doong, Doong, Doong, Doong
Paihuaiguo duojiu zai zhe xin de qi shidian zhanzhe shi wo
[Kris] Yeah EXO-M, EXO-K
Yao dakai women de weilai History
 
Women yi fen liangtou ben shi taiyang ban yiti jiegou

[Tao] Oh tongyi ke xinzang taiyang xia
Women lian xian wuxian de yanchang xian
 
I need you and you want me
Zai zhege lan se xingti
Oh, Oh
Oh, Oh
Every, Every, Everyday
Wo chuangzao de History

: : Translation : :
Listen! can you feel it
My heart has stopped beating regularly (my heart be breakin’)
Angry tears once fell
Loudly shout Ha!, move to the future (my pain be creepin’)
Grey eyes, nostalgic blue sky let senseless clamor turn into bubbles
Without flinching be persistent
Haven’t crossed over ground so long, now I am standing on a new start
Crossing, there is no “To give up” in my dictionary
We are separate, but from same structure
Oh oh, this is my reason to enter this world
oh oh I need you and you want me on this blue planet Oh Oh Oh Oh
Every Every everyday I make history
Break the old rules!

Move it! Let the rumor be destroyed (no more shakin´ like that)
Let the time reverse, it’s the time to change
Travel through time space
Dream of perfect kingdom of glory, let’s hold hands and fly
Haven’t crossed over ground so long, now I am standing on a new start
crossing, there is no “To give up” in my dictionary
We are separate, but from same sun structure
Oh oh, this is my reason to enter this world

oh oh I need you and you want me on this blue planet Oh Oh Oh Oh
Let the time reverse, it’s the time to change
Travel through time space
Turn it up, turn it up, turn it up (turn it on)
Turn it up, turn it up, turn it up
When you always think about the future, you let everything delay to the next day
Maybe it will never be a day after tomorrow, leaving only regret of ashes and dust
Grab the hand of love, hand of love, hand of love
loving more is perfect Warm up this planet with love
sadness in my left hand and happiness in my right
We share the same reason
Rap
Ya! We hold fast to our moment of birth
Starting to get used to being alone in this world
The distance gradually getting farther and farther
isolation doesn’t need separation, sun doesn’t need dividing line
At this moment meet the perfect world I dreamed
heart start to beat faster and faster
Hesitated too long, I am now standing on a new start
Yeah, EXO-M, EXO-K, we are opening our future, our history
We are separate, but from same sun structure
Oh same heart, we are connecting under the sun, a connection that last forever
I need you and you want me on this blue planet
Oh oh every every everyday I am making the History

Jumat, 01 Juni 2012

Thanks and Please Comment

Akhirnya Can You Love Me? selesai juga? aku kira bakalan sampe part 9. ternyata bisa jadi 3 part doang. alhamdulillah deh kalo gitu. oya. karena CYLM udah selesai. admin minta commentnya pliiiis... pliis comment ke rahmasari_a@ymail.com atau follow twitter admin @syarifahatikarb. ditunggu commentnya.miah kalo ada typo :D .
ohya selain itu, ff ini idenya asli, murni, dan jujur 100% dari otak, hati, dan jiwa admin *lebay* tapi beneran kok. ini jujur buatan admin sendiri. nggk copy-paste nggk reblog juga. jadi tolong hargai jerih payah admin. janga plagiat. oke? No BASH!!!! gomawo

cek wordpress admin juga yaaa. linknya" inshineeworld.wordpress.com

Can You Love Me? "PART 3 - END"


PART 3

-Minho-
Semenjak hari itu, aku mulai menjauhinya. Semenjak aku tahu semuanya. Semenjak aku tahu apa yang terjadi. Aku mulai mencoba melupakannya. Aku mulai mencoba menjauhinya. Dan aku mulai mencoba untuk tidak mencintainya.
Susah memang. Namun, aku harus terus mencoba. Aku tidak ingin mengganggunya lagi. Aku ingin melihatnya bahagia. Bahagia dengan cinta pertamanya. Bahagia dengan namja yang selama ini ia cintai. Bahagia dengan cinta sejatinya.

“HYUUNG!!!!!”teriak Key. Ada apa sebenarnya? Kenapa Key teriak-teriak? Aku segera keluar dari kamar. Berlari ke sumber suara.
OMO!!!!!! Jonghyun hyung!!!! “Minoya, segera kau telfon ambulans. CEPAT!!!!”perintah Onew hyung padaku. Segera ku ambil black berryku. “Yobseyo?!”

Sudah dua hari Jonghyun hyung tidak sadar juga. Kim ajussi, Kim ajumma dan SongDam noona juga selalu berkunjung kemari. Kata dokter lukanya tidak terlalu parah. Namun, kenapa sampai dua hari Jonghyun hyung juga tidak sadarkan diri?
Oh ya! Hyemi!!! Aku lupa memberitahunya tentang keadaan Jonghyun hyung. “Ajumma, aku pergi sebentar ya?” pamitku kepada Kim ajumma yang sedang menunggui Jonghyun hyung. Dia terus saja menangis. Aku tidak tega melihatnya.

“Siapa?”pintu apartemen ini terbuka. Seorang yeoppo yeoja keluar dari apartemen ini. jantungku berhenti berdegup. Darahku berhenti mengalir. Tuhan bantu aku. Ku tarik nafasku dalam-dalam.
“Oppa? Ada apa? Tumben sekali oppa datang kemari.”tanyanya. “Ini soal Jonghyun hyung, Hyemi-ssi. Dia,” aku tak sanggup melanjutkan kalimatku.
“Dia kenapa oppa?”wajah Hyemi berubah khawatir.
“Dia kecelakaan di dorm. Dan sampai sekarang dia tidak sadarkan diri.”lanjutku. aku tidak tega mengucapkannya.

-Hyemi-
Dia kecelakaan di dorm. Dan sampai sekarang dia tidak sadarkan diri. Air mataku semakin deras. Aku segera meminta Minho oppa untuk mengantarku ke rumah sakit, rumah sakit dimana Jonghyun oppa dirawat.
Aku khawatir padanya. Tuhan selamatkan dia.

Aku berlari. Dan terus berlari tanpa mempedulikan orang-orang yang memarahiku ataupun menatapku aneh. Aku hanya ingin segera sampai ke kamar Jonghyun oppa. Jonghyun oppa, bertahanlah demi aku oppa.

“Ajumma!”aku segara berlari menuju Kim ajumma. Ummanya Jonghyun oppa. “Yemi-ya? kenapa kau disini?” tanyanya padaku.
“Harusnya aku yang bertanya. Mengapa kau tidak memberitahuku ajumma? Aku adalah temen masa kecilnya Jonghyun oppa. Waeyo ajumma?”tanyaku menuntut.
“Mianhae Yemi-ya? Aku tidak ingin membuatmu khawatir.”katanya padaku.
“Gwanchanaeyo ajumma. Bolehkah aku duduk disamping oppa?”tanyaku padanya setelah menenangkan hatiku yang campur aduk. Kim ajumma hanya mengangguk kecil.
“Oppa? Sadarlah. Sadar oppa.”aku menggenggam tangan Jonghyun oppa. Air mataku menetes satu persatu.
“Oppa, sadarlah. Sadarlah demi appa oppa, umma oppa, dan noona oppa. Sadarlah demi mereka oppa. Dan sadarlah demi aku.”aku terus menggenggam tangannya kuat. Aku tidak ingin melepaskannya.

Mi-ya, hye, mi.”aku terbangun. Aku seperti ada orang yang memanggil namaku. “Hye-hyem-mi.” jari-jari tangan Jonghyun oppa bergerak.
“Oppa? Kau sudah sadar? Aku harus panggil dokter.”aku hendak berlari memanggil dokter. Namun ada sesuatu yang menggenggam tanganku erat.
Aku menoleh kebelakang. Jonghyun oppa menggenggam tanganku erat. “Oppa?” kataku lirih. “Jangan pergi, Hyemi. Jangan pernah pergi lagi.”dia mengambil nafas yang dalam.
Mataku kembali memanas. Tuhan, apa sekarang dia ingat aku? “Mi-ya, jangan- per-nah”kalimatnya terhenti. Nafasnya naik turun. Dan dia…. “Oppa? Oppa?! Sadar oppa?! DOKTER!!!!”
***
-Minho-
Hatiku sakit. Teramat sakit. Aku tidak tahan lagi atas semua ini. Tuhan, izinkan aku untuk bisa mencintainya lagi Tuhan. Aku tahu dia telah memiliki namja chingu. Dan namja chingu itu adalah hyungku sendiri. Tapi bisakah kau izinkan kami bersama?
Aku tidak dapat melihat mereka bersama. Aku terlalu sakit untuk melihat semua kejadian itu. Sudah sebulan memang aku terus menekan rasa sakit hati ini. Dan aku terus mencoba untuk berpaling darinya. Namun, hatiku tidak bisa. Wajahku mungkin memandang yeoja lain. Tapi hatiku tidak. Hatiku dan jiwaku terus memandanginya.
Tuhan, izinkan aku untuk memilikinya. Kalau kau tak menghendakinya. Izinkan aku untuk melupakannya, Tuhan. Hanya kau yang tahu perasaanku. Hanya kau yang tahu.

“Hyung?”Taemin membuka pintu kamar. Dia perlahan menuju tempat tidurku. Aku menaruh buku yang sedari tadi hanya ku pandangi. Aku sama sekali tidak membacanya. Pikiranku pergi melayang entah kemana.
“Bisakah kau menyukai yeoja lain?”Taemin memulai pembicaraan. Ada apa dengannya? tiba-tiba membicarakan tentang hal ini.
“Maksudmu? Aku tidak mengerti?”aku pura-pura kembali membaca. Namun, pikiranku tetap pada kalimat yang diucapkan Taemin tadi. Bisakah aku menyukai yeoja lain? Bisakah itu tejadi?
“Yeojamu telah menemukan cintanya. Ku harap kau bisa menemukan cintamu hyung. Aku sedih melihatmu seperti ini.”
“Aku tidak tahu. Sudahlah Taemin. Kau tidak perlu ikut sedih dengan nasib burukku ini.”aku menghela nafas panjang.
Tiba-tiba pintu kamar terbuka. Key melambai-lambaikan sebuah surat kabar. Raut wajahnya susah sekali ditebak.
“YAAA!! MINHO-YA!! Kau kembali membuat berita heboh?! Yuri noona? Apakah kau tidak cukup membuat berita tentang hubungan asmaramu? Kau memiliki gelang yang sama dengannya?! berita apa lagi ini?!”Key terus mengacung-acungkan surat kabar dengan editan fotoku dan Yuri noona sebagai halaman depannya.
“Itu hanya gossip Kibum. Kau tahu kan aku sedang tidak menjalin hubungan dengan siapa-siapa? Sudahlah, jangan ditanggapi. Aku lelah.”aku menaruh bukuku. Dan mencoba untuk memejamkan mataku.
“YAA!! MINHO!! Kau masih bisa tidur dengan berita burung seperti ini?!”Key terus mengoceh.
“Sudahlah hyung. Minho hyung sedang lelah. Ayo kita tinggalkan dia.”Taemin sepertinya mendorong Key keluar kamar. Dia tahu dengan perasaanku sekarang. Haah, gomawo Taemin-ie.
***

-Jonghyun-
Aku terus fokus dengan jalanan di depanku. Namun, pikiranku tidak dapat fokus. Minho menyukai Hyemi. Hanya hal itu yang terus terfikirkan olehku. Aku tahu dia menyukai yeojaku. Namun, mengapa aku tega untuk terus menyakitinya?
Aku terlalu egois. Aku hanya memikirkan perasaanku saja. Aku tidak pernah memikirkan perasaan Minho. Tapi aku juga tidak bisa untuk melepaskan Hyemi. Aku mencintainya. Sangat mencintainya. Aku tidak bisa memberikannya pada Minho. Karena aku belum siap.

TIINNTIINN!!!aku membunyikan klakson mobilku. Seorang yeoja yang selalu ku tunggu kehadirannya menghampiri mobilku dengan wajah sedih. Ada apa dengannya?
“Kau kenapa Hyemi-ya?”aku bertanya padanya. Namun, pertanyaan itu tidak dijawabnya. Lama aku menunggu jawaban sepele itu. Apa ada dengan Hyemi?
“Hyemi? Hyemi? Hyemi?!” aku sedikit teriak. Aku harap aku dapat membuyarkan lamunannya.
“Hah? Ne oppa?”dia seperti orang yang kebingungan.
“Kau kenapa? Kau terlihat sedih. Wae?”tanyaku lembut. Aku ingin tahu apa yang sedang dia pikirkan.
“Aku tidak apa-apa oppa.”dia menyunggingkan senyumnya. aku tahu dia terpaksa tersenyum. Senyumnya terlihat tidak tulus sama sekali.

Kami sudah sampai di kafe langganan kami. Ku harap aku dapat merubah moodnya menjadi baik. aku ingin melihat dia tersenyum dengan tulus.
“Kau mau pesan apa?”aku memulai pembicaraan. Namun, dia tidak menjawab pertanyaanku. “Hyemi?”
“Ne, Min-“dia menutup mulutnya. Aku sepertinya mendengar dia mengucapkan kata Min. apakah dia sedang memikirkan Minho? “Ne, oppa?”dia bertanya padaku.
“Kau mau pesan apa?”tanyaku kembali. “Seperti biasa aja oppa. Hot Capucino.”dia kembali diam. Tatapannya kosong.

-Hyemi-
Aku kembali mengucek mataku. Apa yang aku lihat tadi? Minho oppa dengan Yuri noona? Apa mereka benar-benar ber-. Hatiku sakit untuk memikirkan hal itu. Apa yang terjadi padaku? Aku sudah punya Jonghyun oppa.
Aku tidak mungkin menyukai Minho oppa. Tidak itu tidak mungkin terjadi. Hatiku hanya untuk Jonghyun oppa.

Jemari Jonghyun oppa mengusap pipiku. “Kau menangis Hyemi? Ada apa?” segera aku usap air mata yang masih tersisa di pipiku. Jonghyun oppa tidak boleh tahu. Jangan sampai tahu.
“Tidak ada apa-apa oppa.”aku bohong.
Jonghyun oppa hanya diam. Aku takut dia tahu tentang perasaanku. Oppa, mianhae. Aku tahu aku plin plan tapi. Aku bingung harus memilih yang mana diantara kalian. Aku tahu aku egois. Aku ingin memiliki kalian berdua. Namun, itu tidak mungkin. Harus ada satu yang ku pilih. Dan aku tidak tahu itu siapa.

-Jonghyun-
Keyakinan ini semakin menguat. Apalagi saat aku melihatnya menangisi Minho dan Yuri noona tadi. Aku tahu bahwa dia menyukai Minho. Begitu pula sebaliknya. Minho juga mencintainya.
Aku tahu separuh dari hati Hyemi memilih Minho. Tapi, separuh hatinya masih memilihku. Aku tahu semua yang dirasakannya. Tidak ada satupun rahasia yang dapat dia sembunyikan dariku. Kami selalu bersama sejak kecil.
aku harus berusaha melepaskannya. Aku ingin dia menemukan kebahagiannya. Cinta itu tidak harus memiliki, bukan? Aku hanya ingin dia menemukan cintanya. Dan tidak terikat dengan janji pada masa kecilnya. Dia harus bisa menemukan kehidupannya dan tidak terikat dengan masa lalu.
Dan hanya Minho yang dapat membebaskan Hyemi dari penjara masa kecilnya itu. Aku percaya padamu Minho.

-Minho-
Aku menghempaskan tubuhku ke tempat tidur. Seharian ini aku hanya mengantarkan Yuri noona, Yoona noona, dan Seohyun noona berjalan-jalan. Taemin juga ikut. Namun, dia hanya duduk menunggu di café di dalam mall. Dia tidak ikut berjalan-jalan. Huff, lelahnya.
Drrrttt… Iphoneku bergetar. One New Message from Jonghyun hyung. Ada apa Jonghyun hyung mengirmkan sms. Aneh sekali.
From: Jonghyun hyung
Minhoya, bisakah kita bertemu di taman dekat dorm sekarang juga? Ada hal penting yang harus dibicarakan.
Dari bahasa yang digunakan Jonghyun hyung, terlihat sekali bahwa ini serius. Tapi apa hal serius yang harus dibicarakan sekarang? Tidak bisakah besok saja dibicarakannya?

“Hyung!!! Kau sudah lama menunggu?”nafasku naik turun karena aku tadi berlari-lari kecil.
“Kau menyukai Hyemi? Apa kau mencintainya?” Inikah hal penting itu? Dia begitu jelas dan jujur. Aku tidak tahu harus menjawab apa.
“Apa yang kau bicarakan hyung? Hyemi adalah yeoja chingumu.”jawabku berusaha berkelit.
“Aku tanya kau mencintai Hyemi? Jawab yang jujur.”dia memegangi pundakku. Sepertinya dia akan jatuh. Mungkin mengucapkan kalimat ini sangat menguras tenaganya. Dia lebih tegar dari pada yang aku bayangkan.
“Aku, aku. Hyung, sebaiknya kita kembali ke dorm saja. Di sini dingin.”aku mencoba berkelit kembali.
“Jangan berkelit! Jawab pertanyaanku! Kau suka Hyemi? Apa kau mencintainya? JAWAB!”Jonghyun hyung membentakku. Matanya tajam menatap mataku. Dia sepertinya serius dengan hal ini.
Tubuhku merosot ke tanah. Aku tidak kuat lagi. Jonghyun hyung berjongkok di sebelahku.
“Seperti aku tahu jawabannya. Dan aku juga tahu sebesar apa kau mencintainya.”katanya sambil tersenyum. Dan dia pun meninggalkanku di taman sendirian.

Kau menyukai Hyemi? Apa kau mencintainya? Kalimat itu kembali terulang. Sepertinya aku tahu jawabannya. Dan aku juga tahu sebesar apa kau mencintainya. Aku tidak menyangka bahwa Jonghyun hyung tahu perasaanku pada yeojanya.
Aku sangat merasa bersalah padanya. Aku sangat bersalah padanya. Harusnya Tuhan menghukum diriku ini. Aku telah menyakiti perasaan hyungku yang sangat baik.

-Hyemi-
Aku menutup kaca jendela apartemenku. Matahari mulai tenggelam. Udara Seoul juga semakin dingin. Sedingin hatiku saat ini.
Drrrtt… Sepertinya BlackBerrry bunyi. Ternyata BBM dari Jonghyun oppa. Tumben sekali dia memBBM aku?
Aku menunggumu diluar. Cepat keluar ya. Ada hal penting yang harus ku bicarakan. Ku tunggu kau di taman biasanya.
Dia menungguku di taman? Sekarangkan sedang hujan? Apa dia bawa payung? Aku khawatir. Aku segara mengambil mantel coklatku. Dan mengambil paying beningku.

“Oppa? Kau hujan-hujanan?”aku berlari ke arahnya.
Saat aku tiba dihadapannya. Tiba-tiba memelukku. Tanpa sengaja ku jatuhkan payungku dan membiarkan air hujan membasahi kami berdua.
“Oppa?”tanyaku.
“Izinkan 10 menit saja. Tidak 5 menit saja seperti ini. izinkan aku memelukmu 5 menit saja. Ku mohon Hyemi izinkan aku untuk memelukmu.”katanya lirih. Sepertinya ia menangis.
Dia melepas pelukannya. Tubuh kami sudah basah kuyup diguyur hujan. Apa yang terjadi dengan oppaku?
“Kau mencintaiku? Bisakah kau mencintaiku?”tanyanya sambil menatap mataku tajam. Aku hanya dapat terdiam. Pertanyaannya bagaikan belati yang menembus jantungku.
“Bisakah kau mencintaiku seperti dulu Hyemi? Bisakah kau menjawab pertanyaan sepele ini?”Jonghyun oppa kembali bicara.
“Kau tidak bisakan? Aku tahu kau tidak akan pernah bisa mencintaiku seperti dulu lagi. Aku tahu di hatimu sudah ada namja lain. Aku tahu siapa namja itu. Aku tahu semuanya.”dia kembali memelukku.
Air mataku terjatuh. Setetes, dua tetes, tiga tetes. Dan semakin deras. Dia tahu semuanya. Aku merasa bersalah terhadapnya. Saat aku menginginkannya dan disaat kami telah bertemu kembali dan menjalin hubungan. Aku malah mengkhianatinya. Aku begitu berdosa pada Jonghyun oppa.
“Kau tahu aku sakit. Kau tahu hatiku sangaaat hancur mengetahui keadaan yang sebenarnya.”dia melepas pelukannya. Dia mengangkat wajahku yang tertunduk.
“Namun, aku tidak bisa mengahalangimu. Aku ingin melihatmu bahagia. Aku ingin melihatmu menemukan cinta sejatimu. Aku ingin kau, bisa lepas dari  janji masa kecil kita. Dan menemukan kehidupanmu. I just want you find your true love Hyemi-ya.” dan, diapun menundukkan kepalanya dan mengecup bibirku yang basah dan gemetar.
Air hujan terus membasahi kami berdua. Seakanmereka tahu bahwa inilah akhir dari janji masa kecil kami. Akhir dari kisah cinta kami.

Dia mengangkat kepalanya. Air matanya terus jatuh dari membasahi wajahnya yang tampan.
“Oppa? Mianhaeyo.”kataku lirih. Aku menahan tangisku.
“Hyemi-ya, saranghae. Saranghaeyo Hyemi-ya.”katanya sambil kembali mendekapku dalam pelukannya.
“Sarang. Saranghaeyo Kang Hyemi. Jeongmal Saranghae.”dia terus memelukku seakan tidak ingin aku pergi.
“Jeongmal saranghaeyo Kang Hyemi.”Jonghyun oppa melonggarkan pelukannya dan kembali menciumku.

“Nado saranghae oppa.”jawabku setelah dia melepas pelukannya.
“Hyemi-ya. Kejar dia. Kejar namja yang kau cintai itu. Kejar Minho oppamu. Kejar cintamu Hyemi-ya. sebelum semuanya terlambat. Katakan bahwa kau juga mencintainya. Katakan bahwa kau mencintainya. Sangat mencintainya. Kejar dia Hyemi-ya.”Jonghyun oppa menggenggam tanganku.
“Tapi oppa? Kau bagai-“Jonghyun oppa menempelkan telunjuknya dibibirku.
“Aku akan tetap baik-baik saja. Aku akan selalu baik-baik saja.”Jonghyun oppa menyunggingkan senyumnya. dia terlihat lebih tegar dari pada tadi.

Katakan bahwa kau juga mencintainya. Katakan bahwa kau mencintainya. Sangat mencintainya. Kejar dia Hyemi-ya. Aku terus berlalri menuju taman dekat dorm SHINee. Aku akan mengejar cintaku seperti kata Jonghyun oppa. Aku akan mengatakan bahwa aku juga mencintainya. Aku akan mengatakannya pada Minho oppa.

-AUTHOR-
“Hyemi?”kata Minho saat melihat yeoja yang dicintainya berlari di bawah rinai hujan tanpa paying yang melindunginya.
“Oppa?”Hyemi menghentikan langkahnya.
Katakan bahwa kau mencintainya, Minho. Katakan bahwa kau sangat mencintainya. Kejar dia Minhoya. Kejar cintamu. Minho kembali teringat kalimat Jonghyun sebelum Jonghyun pergi meninggalkannya di taman.
“Aku tahu siapa yang membuatmu datang kemari.”Minho berjalan mendekat pada Hyemi.
“Aku juga tahu siapa yang membuatmu menunggu di sini. Di bawah rinai hujan.”Hyemi masih bergeming di tempatnya.
Minho sudah berada tepat di depan Hyemi. Dan, Minhopun memeluknya. “Saranghae Hyemi-ya. Jeongmal saranghaeyo.” Minho menyatakan cintanya.
“Nado saranghae oppa. Jeongmal nado saranghaeyo.”Hyemi membalas pelukan Minho.
Minho mencium kening Hyemi. Hyemi menatap Minho lekat-lekat. Dan tersenyum bahagia.

Gomawo Jonghyun oppa. Jeongmal gamsahamnida. Kau selalu mengajarkan aku arti tulusnya mencintai seseorang. Dan kau selalu mengajarkanku cara untuk merelakan orang yang kita cintai dengan tulus dan iklhas. Mianhae oppa. Aku tidak dapat membalas cintamu. Tapi kau tahu oppa, namamu selalu terukir di dalam hatiku. Dan kau adalah satu-satunya namja yang selamanya akan aku cintai. Walau rasa cintaku padamu berbeda dengan rasa cintaku pada Minho oppa. Tapi kau adalah namja yang sangat aku cintai selamanya. Jeongmal gamsahamnida. Saranghaeyo oppa.

Jonghyun membuka pintu dorm. Key sudah menunggunya sedari tadi. Dorm SHINee sepi. Taemin dan Onew sedang ada jadwal malam itu. Jadi hanya Key yang berada di dorm sendirian.
“Hyung, kau sudah melakukan yang terbaik.”Key berjalan mendekat ke arah Jonghyun dan memberikannya handuk.
“Gomawo Kibum. Aku hanya tidak ingin merampas kebahagian mereka berdua.”kata Jonghyun sambil berjalan menuju kamarnya.
Air mata Jonghyun kembali menetes. Namun kali ini. Jonghyun tersenyum dia tersenyum bahagia. Walau air matanya terus jatuh membasahi wajahnya.
Hyemi-ya, gomawo. Terima kasih karena kau pernah mencintaiku. Karena kau pernah membalas cintaku. Gomawo Hyemi-ya. Thanks for coming to my life. Love needs go on like this Hyemi-ya.

-END-

Can You Love Me? "PART 2"


PART 2

-Minho-
Tadi malam benar-benar menyenangkan. Yah, walaupun tadi malam sedikit menyebalkan tapi tetap saja hatiku berbunga-bunga. Hyemi neomu yeoppo tadi malam. Aku sekarang dapat merasakan perasaan jatuh cinta. Jatuh cinta ternyata seperti ini ya?
Kadang sakit, kadang indah. Membuatku selalu memikirkan dan merindukannya. Haah, jatuh cinta itu benar-benar membingungkan. Aku tidak akan mau jatuh cinta lagi, kecuali ini.
Pintu kamar terbuka. Aku segera mengambil bukuku dengan tergesa. Duh, siapa sih yang mengangguku saja.
“Minho? Apa yang sedang kau lakukan?”ternyata Jonghyun hyung. “Kau tidak lihat, aku sedang apa hyung?”kataku sambil mengacung-acungkan bukuku.
“Oh kau sedang baca buku,”dia mengulum senyumnya menahan tawa. “aku baru tahu, kalau kau bisa baca buku dengan keadaan terbalik. Hahaha.”akhirnya tawanya lepas.
Hah? Aku baca buku terbalik. Ku lihat bukuku. Ah! Iya! Kenapa aku bisa seperti ini?
“Sudahlah. Aku mau tidur. Jangan ganggu aku.”kata Jonghyun hyung sambil naik ke atas tempat tidurnya.
“Kau mau tidur?”aku melihat jam di tanganku. “Ini hampir jam 8. Bukankah kita ada latihan jam 8 nanti?”tanyaku padanya yang bersiap tidur.
“Aku hanya tidur sebentar. Bangunkan aku jika sudah jam 8 kurang 20.”katanya sambil menaikan selimut warna kuningnya itu.
“Ya sudah kalau begitu.”aku meninggalkannya di kamar sendiri.

“Taemin-ie, ayolah kita main. Ayolah.”kataku sambil memohon-mohon pada Taemin. “Hyung, ajak yang lain saja. Aku belum mandi hyung.”jawabnya sambil kabur ke kamar mandi.
“Hyung, ayo kita main.”ajakku pada Onew hyung. “Nanti ya, aku mau bikin sereal dulu.”jawabnya singkat.
Kenapa semuanya tidak mau main bersamaku. Mana lagi si Kibum itu. Daritadi aku tidak melihatnya, kemana sebenarnya dia?
“Hai, semuanya!! Kalian tahu aku bawa apa?”teriak Key dari depan pintu. Suaranya begitu melengking. Hii, aku sangat ngeri mendengar suaranya.
“Apa yang kau bawa Kibum?”tanya Onew hyung yang sedang makan. Aku jadi penasaran dengan apa yang dia bawa.
“Aku bawa kimchi!!” kimchi?! Aku segera berlari ke arahnya dan merebut bungkusan berisi kimchi itu.
“Tadi Hyemi memberikannya. Aku bertemu dengannya saat sedang berjalan dari ATM.”katanya panjang lebar. Hyemi? Segera ku taruh bungkusan itu. Dan ku buka pintu dorm. Mana? Tidak ada Hyemi?
“Hyemi sudah pulang hyung. Dia sepertinya mau pergi lagi habis dari sini. Pakaiannya sangat rapi.”kata Key seperti sudah tahu apa yang sedang aku lakukan.
Aku sedikit lemas. Kenapa tidak aku saja yang bertemu dengannya. Wae? Aku menyesali keputusanku untuk bermain tadi.

-Hyemi-
Semoga Minho oppa menyukai kimchi ini. Hah? Kenapa harus Minho oppa? Ah, ada apa denganku ini. Kami kan hanya berteman. Ingat aku hanya akan bersama Jonghyun oppa. Kami sudah berjanji.
“Key oppa!!”teriakku. Untung saja aku bertemu dengan Key oppa. Key oppa sepertinya dari ATM. Key oppa berlari
“Hyemi-ya!! Kau kenapa ada disini?”tanyanya padaku. “Kau rapi sekali? Mau pergi ya? Wah bungkusan apa ini? dari baunya ini makanan ya?”lanjutnya.
“Ne. Ini kimchi. Aku sendiri lo yang buat.”kataku sedikit bangga sambil mengacung-acungkan bungkusan kimchi.
“Waaah, semoga ini buatku.”katanya berharap. “Ne, ini buat oppa dan SHINee oppadeul yang lain.”jawabku padanya.
“Waaah, gomawo. Jeongmal gomawo Hyemi-ya.”katanya sambil membungkukkan badannya. Dia mengambil bungkusan kimchi dari tanganku.
“Cheonmaneyo, oppa.”jawabku sambil membungkukkan badanku. “Oya oppa, aku pergi dulu ya. aku ada urusan. Annyeong.”aku melambaikan tanganku dan pergi.
“Annyeong.”jawabnya sambil melambaikan tangannya.
Dia pergi sambil loncat-loncat kegirangan. Apakah di dorm SHINee tidak ada makanan, sampai-sampai Key oppa begitu senang mendapatkan kimchi? Atau pagi ini gilirannya untuk memasak. Karena dia malas memasak jadi dia senang mendapat kimchi.
Yah, entahlah. Yang penting kimchi itu sudah ada di tangan Key oppa. Ku harap SHINee oppadeul suka dengan kimchi buatanku.

Haaah, sekolahku dulu… sekolahku dengan Jonghyun oppa dulu. Dulu kami selalu bermain di sini. Menunggu hingga noonanya Jonghyun oppa pulang. Menunggu SongDam eonnie pulang sekolah. Barulah kami akan pulang bersama.
Aku sangat merindukan masa-masa itu. Masa dimana Jonghyun oppa masih ingat denganku. Tidak seperti sekaarang. Jonghyun oppa tidak ingat siapa aku. Aku sedih, Jonghyun oppa kenapa kau lupa padaku?

“Dongsoon!!! Kau tidak boleh nakal!! Kasian Yoenhi. Yoenhi kau tidak apa kan?”kata seorang yeoja dari kejauhan.
Aku memperhatikan yeoja yang sedang melerai dua anak kecil itu. Wajahnya sangat familiar. Aku seperti pernah mengenalnya. Tapi..siapa? eem…SongDam eonnie. Ya!! dia noonanya Jonghyun oppa. Songdam eonnie. Aku pergi ke arahnya.
“Em, SongDam eonnie? Noonanya Jonghyun oppa?”tanyaku pada yeoja yang mirip SongDam eonnie itu.
Hatiku berdebar menantikan jawabannya. Dia memperhatikanku. Yah, sepertinya dia memang SongDam eonnie. Matanya mirip dengan Jonghyun oppa.
“Kau Hyemi kan? Kang Hyemi kan?”tanyanya sambil beranjak berdiri. Matanya melebar. Mata itu selalu ku lihat saat berangkat maupun pulang sekolah dulu.
“Ne, eonnie.”jawabku sambil memeluknya. Hah, pelukannya masih tetap hangat seperti dulu.

Rumah ini. Rumah yang dulu selalu menjadi tempatku bermain. Aku selalu datang kesini setiap harinya. Umma pasti akan selalu mencariku ke rumah ini. dan memaksaku untuk pulang karena hari sudah malam. Namun, aku tidak mau dan menangis. Lalu Jonghyun oppa akan ikut mengantarku pulang.
Oh, Jonghyun oppa. Kenapa kini keadaan malah berubah. Kenapa kini kau lupa akan diriku oppa.
“Ajumma!!”teriakku saat melihat wanita paruh baya yang sedang membersihkan halaman depan rumah penuh kenangan ini.
“Ne? Ah! Hyemi-ya!!”dia berlari ke arahku dan memelukku. Pelukannya hangat dan nyaman seperti dulu.
“Kau sudah besar ya ternyata. Kau sudah menjadi yeoja sekarang. Dulu kau masih anak kecil setiap main ke sini.”dia mencubit pipiku dan kembali memelukku.

“Ya ampun Yemi. Aku sering melihatmu dibeberapa majalah. Kau seorang model! Oya aku juga pernah melihat beberapa rancangan desain pakaianmu. Bagus dan cantik sekali Yemi-ya.”
Kim ajumma seperti biasa bicara panjang lebar. Dan dia juga masih memanggilku Yemi panggilan yang hanya boleh diucapkan oleh kedua orangtuaku dan juga kedua orangtua Jonghyun oppa.
“Gamsahamnida Ajumma. Kim ajussi kemana? Dari tadi aku tidak melihatnya?”tanyaku. sedari tadi aku tidak melihat si Ajussi meotjyeo itu.
“Appa sedang ada di perusahaan. Ada beberapa urusan yang Appa urus di sana.”jawab SongDam eonnie.
***

“Ajumma.”panggilku.
“Ne, Yemi. Ada apa? Sepertinya serius sekali.”jawab Ajumma kesayanganku ini.
“Beberapa waktu lalu aku bertemu dengan Jonghyun oppa,”kataku.
Aku harus mengambil nafas terlebih dahulu sebelum melanjutkan kalimatku. Ahjumma dan SongDam eonnie saling memandang. Dari pandangannya seperti ada sesuatu yang terjadi.
“dan saat kami bertemu,”aku kembali mengambil nafas. “Jonghyun oppa tidak ingat siapa aku. Kenapa begitu Ahjumma, Eonnie? Kenapa oppaku itu bisa tidak tahu siapa aku?”lanjutku sambil menahan tangisku.
“Dia amnesia Hyemi-ya. dia lupa ingatan. Dia kecelakaan. Dan kata dokter dia amnesia. Namun saat dimelihat kami dia masih mengingat kami. Namun, saat ditanya tentangmu dia lupa. Kami kaget setengah mati saat mengetahuinya.”jawab SongDam eonnie jujur, sambil memegangi bahuku. Berusaha menahanku agar tidak jatuh.
Rasanya hatiku hancur. Kepalaku bagai dipukul oleh palu godam yang amat sangat besar. Semua organ tubuhku seakan berhenti. Darahku juga bagaikan berhenti mengalir. Rasanya sakit sekali. Sakit ini tak tertahankan lagi. Sakit ini membuatku kehilangan sebagian besar energiku.
“Yemi-ya? tenanglah. Ini bukan kesalahanmu.”kata Ahjumma menyemangatiku. Dia mengelus rambutku lembut.
Air mataku perlahan turun membasahi pipiku. SongDam eonnie menyeka air mataku yang telah jatuh itu.
“Aku tahu perasaanmu sekarang pasti hancur. Saat pertama kali kami mendengarnya kami juga sakit. Tapi tegarlah Hyemi-ya.”kata SongDam eonnie sambil terus mengelus punggungku yang bergetar.
“Tapi kenapa? Kenapa harus amnesia eonnie, ajumma. Kenapa harus Jonghyun oppa. Kenapa kalian tidak berusaha mengingatkannya padaku.”tangisku semakin menjadi.
Perasaanku semakin campur aduk saat ini. Sakit, marah, dan sedih bercampur menjadi satu perasaan yang tidak dapatku jelaskan. Rasanya benar-benar seperti mau muntah.
“Kenapa kalian tidak berusaha mengingatkannya padaku ahjumma, eonnie. Wae?”tanyaku kembali. Kini lebih seperti nada marah.
“Kami sudah berusaha Yemi-ya. Maafkan kami. Mianhae.”Ahjumma meminta maaf.
“Wae?! WAEYO??!!”aku berteriak diantara tangisku.
Aku terus menangis. Meronta dan menjerit. Rasanya aku ingin mati mengetahui segala suatunya. Sakit sekali. Kenapa ya Tuhan. Kenapa ini harus terjadi?
“Hyemi-ya tenanglah. Ini bukan kesalahanmu. Maafkan kami. Tapi kami sudah berusaha untuk mengingatkannya padamu. Tapi tetap tidak bisa.”SongDam eonnie masih memegangiku. Seakan berusaha menahanku.
“Eonnie, ken-“kalimatku terpotong dan gelap….

“Yemi-ya? Yemi! Kau sudah siuman? Syukurlah.”Ajumma berada disampingku. “Dimana aku?”tanyaku.
“Kau ada dikamar Jonghyun. Tadi kau pingsan. Ajumma sangat takut. Kata dokter kau hanya shock. Sebentar lagi Kim ajussi akan datang. Maafkan Ajumma ya Yemi-ya?”katanya panjanglebar.
Kepalaku masih sakit untuk mencerna kalimatnya yang panjang itu. Aku memegangi kepalaku yang sakit ini.
“Ajumma buatkan the dulu ya Yemi. Kau disini dulu istirahat.”kata Kim ahjumma sambil meninggalkanku sendiri.
Ini kamar Jonghyun oppa? Pantas saja pernak peniknya seperti tidak asing lagi bagiku. Ah! Itukan satu toples origami bintang yang aku berikan padanya dulu. Ternyata sampai sekarang masih ada. Masih dia simpan. Berarti dia tidak sepenuhnya melupakanku? Syukurlah, Tuhan gamsahamnida.

“Yemi-ya? kau benar mau pulang sekarang? Ahjussi antar ya?”tawar Kim ahjushi. Dia masih sama perhatiannya seperti dulu.
“Aniyo Ajussi. Gwanchanayo. Aku pulang dulu ya. Annyeong.”kataku sambil melambaikan tangan.
“Hati-hati Yemi-ya.”kata ajumma sambil memelukku. Mataku kembali memanas. Air mataku seakan mau jatuh. Mianhae Kim Ajumma. Mianhaeyo.

Hatiku masih terasa sakit mengetahui keadaan yang sebenarnya. Mengapa Tuhan? Mengapa takdir ini terjadi? Ku angkat tanganku tinggi-tinggi dan ku hempaskan keduanya bersama seluruh beban di hatiku.
Mataku kembali memanas. Air mataku kembali terjatuh, membasahi pipiku. Tidak ingin ku hapus air mata ini. biarkan dia mengalir, jatuh bersama dengan seluruh perasaan sakit di hatiku.

Pundakku hangat. Sepertinya ada seseorang yang menyentuh pundakku. “Hyemi?”. Suara ini? Suara yang selalu membuat jantungku berhenti berdegup. Aku menoleh ke belakang.
“Oppa?” segera ku hapus air mataku.
“Hyemi, kau kenapa?” katanya sambil memegangi pundakku.
*******