Jumat, 01 Juni 2012

Can You Love Me? "PART 2"


PART 2

-Minho-
Tadi malam benar-benar menyenangkan. Yah, walaupun tadi malam sedikit menyebalkan tapi tetap saja hatiku berbunga-bunga. Hyemi neomu yeoppo tadi malam. Aku sekarang dapat merasakan perasaan jatuh cinta. Jatuh cinta ternyata seperti ini ya?
Kadang sakit, kadang indah. Membuatku selalu memikirkan dan merindukannya. Haah, jatuh cinta itu benar-benar membingungkan. Aku tidak akan mau jatuh cinta lagi, kecuali ini.
Pintu kamar terbuka. Aku segera mengambil bukuku dengan tergesa. Duh, siapa sih yang mengangguku saja.
“Minho? Apa yang sedang kau lakukan?”ternyata Jonghyun hyung. “Kau tidak lihat, aku sedang apa hyung?”kataku sambil mengacung-acungkan bukuku.
“Oh kau sedang baca buku,”dia mengulum senyumnya menahan tawa. “aku baru tahu, kalau kau bisa baca buku dengan keadaan terbalik. Hahaha.”akhirnya tawanya lepas.
Hah? Aku baca buku terbalik. Ku lihat bukuku. Ah! Iya! Kenapa aku bisa seperti ini?
“Sudahlah. Aku mau tidur. Jangan ganggu aku.”kata Jonghyun hyung sambil naik ke atas tempat tidurnya.
“Kau mau tidur?”aku melihat jam di tanganku. “Ini hampir jam 8. Bukankah kita ada latihan jam 8 nanti?”tanyaku padanya yang bersiap tidur.
“Aku hanya tidur sebentar. Bangunkan aku jika sudah jam 8 kurang 20.”katanya sambil menaikan selimut warna kuningnya itu.
“Ya sudah kalau begitu.”aku meninggalkannya di kamar sendiri.

“Taemin-ie, ayolah kita main. Ayolah.”kataku sambil memohon-mohon pada Taemin. “Hyung, ajak yang lain saja. Aku belum mandi hyung.”jawabnya sambil kabur ke kamar mandi.
“Hyung, ayo kita main.”ajakku pada Onew hyung. “Nanti ya, aku mau bikin sereal dulu.”jawabnya singkat.
Kenapa semuanya tidak mau main bersamaku. Mana lagi si Kibum itu. Daritadi aku tidak melihatnya, kemana sebenarnya dia?
“Hai, semuanya!! Kalian tahu aku bawa apa?”teriak Key dari depan pintu. Suaranya begitu melengking. Hii, aku sangat ngeri mendengar suaranya.
“Apa yang kau bawa Kibum?”tanya Onew hyung yang sedang makan. Aku jadi penasaran dengan apa yang dia bawa.
“Aku bawa kimchi!!” kimchi?! Aku segera berlari ke arahnya dan merebut bungkusan berisi kimchi itu.
“Tadi Hyemi memberikannya. Aku bertemu dengannya saat sedang berjalan dari ATM.”katanya panjang lebar. Hyemi? Segera ku taruh bungkusan itu. Dan ku buka pintu dorm. Mana? Tidak ada Hyemi?
“Hyemi sudah pulang hyung. Dia sepertinya mau pergi lagi habis dari sini. Pakaiannya sangat rapi.”kata Key seperti sudah tahu apa yang sedang aku lakukan.
Aku sedikit lemas. Kenapa tidak aku saja yang bertemu dengannya. Wae? Aku menyesali keputusanku untuk bermain tadi.

-Hyemi-
Semoga Minho oppa menyukai kimchi ini. Hah? Kenapa harus Minho oppa? Ah, ada apa denganku ini. Kami kan hanya berteman. Ingat aku hanya akan bersama Jonghyun oppa. Kami sudah berjanji.
“Key oppa!!”teriakku. Untung saja aku bertemu dengan Key oppa. Key oppa sepertinya dari ATM. Key oppa berlari
“Hyemi-ya!! Kau kenapa ada disini?”tanyanya padaku. “Kau rapi sekali? Mau pergi ya? Wah bungkusan apa ini? dari baunya ini makanan ya?”lanjutnya.
“Ne. Ini kimchi. Aku sendiri lo yang buat.”kataku sedikit bangga sambil mengacung-acungkan bungkusan kimchi.
“Waaah, semoga ini buatku.”katanya berharap. “Ne, ini buat oppa dan SHINee oppadeul yang lain.”jawabku padanya.
“Waaah, gomawo. Jeongmal gomawo Hyemi-ya.”katanya sambil membungkukkan badannya. Dia mengambil bungkusan kimchi dari tanganku.
“Cheonmaneyo, oppa.”jawabku sambil membungkukkan badanku. “Oya oppa, aku pergi dulu ya. aku ada urusan. Annyeong.”aku melambaikan tanganku dan pergi.
“Annyeong.”jawabnya sambil melambaikan tangannya.
Dia pergi sambil loncat-loncat kegirangan. Apakah di dorm SHINee tidak ada makanan, sampai-sampai Key oppa begitu senang mendapatkan kimchi? Atau pagi ini gilirannya untuk memasak. Karena dia malas memasak jadi dia senang mendapat kimchi.
Yah, entahlah. Yang penting kimchi itu sudah ada di tangan Key oppa. Ku harap SHINee oppadeul suka dengan kimchi buatanku.

Haaah, sekolahku dulu… sekolahku dengan Jonghyun oppa dulu. Dulu kami selalu bermain di sini. Menunggu hingga noonanya Jonghyun oppa pulang. Menunggu SongDam eonnie pulang sekolah. Barulah kami akan pulang bersama.
Aku sangat merindukan masa-masa itu. Masa dimana Jonghyun oppa masih ingat denganku. Tidak seperti sekaarang. Jonghyun oppa tidak ingat siapa aku. Aku sedih, Jonghyun oppa kenapa kau lupa padaku?

“Dongsoon!!! Kau tidak boleh nakal!! Kasian Yoenhi. Yoenhi kau tidak apa kan?”kata seorang yeoja dari kejauhan.
Aku memperhatikan yeoja yang sedang melerai dua anak kecil itu. Wajahnya sangat familiar. Aku seperti pernah mengenalnya. Tapi..siapa? eem…SongDam eonnie. Ya!! dia noonanya Jonghyun oppa. Songdam eonnie. Aku pergi ke arahnya.
“Em, SongDam eonnie? Noonanya Jonghyun oppa?”tanyaku pada yeoja yang mirip SongDam eonnie itu.
Hatiku berdebar menantikan jawabannya. Dia memperhatikanku. Yah, sepertinya dia memang SongDam eonnie. Matanya mirip dengan Jonghyun oppa.
“Kau Hyemi kan? Kang Hyemi kan?”tanyanya sambil beranjak berdiri. Matanya melebar. Mata itu selalu ku lihat saat berangkat maupun pulang sekolah dulu.
“Ne, eonnie.”jawabku sambil memeluknya. Hah, pelukannya masih tetap hangat seperti dulu.

Rumah ini. Rumah yang dulu selalu menjadi tempatku bermain. Aku selalu datang kesini setiap harinya. Umma pasti akan selalu mencariku ke rumah ini. dan memaksaku untuk pulang karena hari sudah malam. Namun, aku tidak mau dan menangis. Lalu Jonghyun oppa akan ikut mengantarku pulang.
Oh, Jonghyun oppa. Kenapa kini keadaan malah berubah. Kenapa kini kau lupa akan diriku oppa.
“Ajumma!!”teriakku saat melihat wanita paruh baya yang sedang membersihkan halaman depan rumah penuh kenangan ini.
“Ne? Ah! Hyemi-ya!!”dia berlari ke arahku dan memelukku. Pelukannya hangat dan nyaman seperti dulu.
“Kau sudah besar ya ternyata. Kau sudah menjadi yeoja sekarang. Dulu kau masih anak kecil setiap main ke sini.”dia mencubit pipiku dan kembali memelukku.

“Ya ampun Yemi. Aku sering melihatmu dibeberapa majalah. Kau seorang model! Oya aku juga pernah melihat beberapa rancangan desain pakaianmu. Bagus dan cantik sekali Yemi-ya.”
Kim ajumma seperti biasa bicara panjang lebar. Dan dia juga masih memanggilku Yemi panggilan yang hanya boleh diucapkan oleh kedua orangtuaku dan juga kedua orangtua Jonghyun oppa.
“Gamsahamnida Ajumma. Kim ajussi kemana? Dari tadi aku tidak melihatnya?”tanyaku. sedari tadi aku tidak melihat si Ajussi meotjyeo itu.
“Appa sedang ada di perusahaan. Ada beberapa urusan yang Appa urus di sana.”jawab SongDam eonnie.
***

“Ajumma.”panggilku.
“Ne, Yemi. Ada apa? Sepertinya serius sekali.”jawab Ajumma kesayanganku ini.
“Beberapa waktu lalu aku bertemu dengan Jonghyun oppa,”kataku.
Aku harus mengambil nafas terlebih dahulu sebelum melanjutkan kalimatku. Ahjumma dan SongDam eonnie saling memandang. Dari pandangannya seperti ada sesuatu yang terjadi.
“dan saat kami bertemu,”aku kembali mengambil nafas. “Jonghyun oppa tidak ingat siapa aku. Kenapa begitu Ahjumma, Eonnie? Kenapa oppaku itu bisa tidak tahu siapa aku?”lanjutku sambil menahan tangisku.
“Dia amnesia Hyemi-ya. dia lupa ingatan. Dia kecelakaan. Dan kata dokter dia amnesia. Namun saat dimelihat kami dia masih mengingat kami. Namun, saat ditanya tentangmu dia lupa. Kami kaget setengah mati saat mengetahuinya.”jawab SongDam eonnie jujur, sambil memegangi bahuku. Berusaha menahanku agar tidak jatuh.
Rasanya hatiku hancur. Kepalaku bagai dipukul oleh palu godam yang amat sangat besar. Semua organ tubuhku seakan berhenti. Darahku juga bagaikan berhenti mengalir. Rasanya sakit sekali. Sakit ini tak tertahankan lagi. Sakit ini membuatku kehilangan sebagian besar energiku.
“Yemi-ya? tenanglah. Ini bukan kesalahanmu.”kata Ahjumma menyemangatiku. Dia mengelus rambutku lembut.
Air mataku perlahan turun membasahi pipiku. SongDam eonnie menyeka air mataku yang telah jatuh itu.
“Aku tahu perasaanmu sekarang pasti hancur. Saat pertama kali kami mendengarnya kami juga sakit. Tapi tegarlah Hyemi-ya.”kata SongDam eonnie sambil terus mengelus punggungku yang bergetar.
“Tapi kenapa? Kenapa harus amnesia eonnie, ajumma. Kenapa harus Jonghyun oppa. Kenapa kalian tidak berusaha mengingatkannya padaku.”tangisku semakin menjadi.
Perasaanku semakin campur aduk saat ini. Sakit, marah, dan sedih bercampur menjadi satu perasaan yang tidak dapatku jelaskan. Rasanya benar-benar seperti mau muntah.
“Kenapa kalian tidak berusaha mengingatkannya padaku ahjumma, eonnie. Wae?”tanyaku kembali. Kini lebih seperti nada marah.
“Kami sudah berusaha Yemi-ya. Maafkan kami. Mianhae.”Ahjumma meminta maaf.
“Wae?! WAEYO??!!”aku berteriak diantara tangisku.
Aku terus menangis. Meronta dan menjerit. Rasanya aku ingin mati mengetahui segala suatunya. Sakit sekali. Kenapa ya Tuhan. Kenapa ini harus terjadi?
“Hyemi-ya tenanglah. Ini bukan kesalahanmu. Maafkan kami. Tapi kami sudah berusaha untuk mengingatkannya padamu. Tapi tetap tidak bisa.”SongDam eonnie masih memegangiku. Seakan berusaha menahanku.
“Eonnie, ken-“kalimatku terpotong dan gelap….

“Yemi-ya? Yemi! Kau sudah siuman? Syukurlah.”Ajumma berada disampingku. “Dimana aku?”tanyaku.
“Kau ada dikamar Jonghyun. Tadi kau pingsan. Ajumma sangat takut. Kata dokter kau hanya shock. Sebentar lagi Kim ajussi akan datang. Maafkan Ajumma ya Yemi-ya?”katanya panjanglebar.
Kepalaku masih sakit untuk mencerna kalimatnya yang panjang itu. Aku memegangi kepalaku yang sakit ini.
“Ajumma buatkan the dulu ya Yemi. Kau disini dulu istirahat.”kata Kim ahjumma sambil meninggalkanku sendiri.
Ini kamar Jonghyun oppa? Pantas saja pernak peniknya seperti tidak asing lagi bagiku. Ah! Itukan satu toples origami bintang yang aku berikan padanya dulu. Ternyata sampai sekarang masih ada. Masih dia simpan. Berarti dia tidak sepenuhnya melupakanku? Syukurlah, Tuhan gamsahamnida.

“Yemi-ya? kau benar mau pulang sekarang? Ahjussi antar ya?”tawar Kim ahjushi. Dia masih sama perhatiannya seperti dulu.
“Aniyo Ajussi. Gwanchanayo. Aku pulang dulu ya. Annyeong.”kataku sambil melambaikan tangan.
“Hati-hati Yemi-ya.”kata ajumma sambil memelukku. Mataku kembali memanas. Air mataku seakan mau jatuh. Mianhae Kim Ajumma. Mianhaeyo.

Hatiku masih terasa sakit mengetahui keadaan yang sebenarnya. Mengapa Tuhan? Mengapa takdir ini terjadi? Ku angkat tanganku tinggi-tinggi dan ku hempaskan keduanya bersama seluruh beban di hatiku.
Mataku kembali memanas. Air mataku kembali terjatuh, membasahi pipiku. Tidak ingin ku hapus air mata ini. biarkan dia mengalir, jatuh bersama dengan seluruh perasaan sakit di hatiku.

Pundakku hangat. Sepertinya ada seseorang yang menyentuh pundakku. “Hyemi?”. Suara ini? Suara yang selalu membuat jantungku berhenti berdegup. Aku menoleh ke belakang.
“Oppa?” segera ku hapus air mataku.
“Hyemi, kau kenapa?” katanya sambil memegangi pundakku.
*******

Tidak ada komentar:

Posting Komentar