PART 2
-Minho-
Tadi malam
benar-benar menyenangkan. Yah, walaupun tadi malam sedikit menyebalkan tapi
tetap saja hatiku berbunga-bunga. Hyemi neomu yeoppo tadi malam. Aku sekarang
dapat merasakan perasaan jatuh cinta. Jatuh cinta ternyata seperti ini ya?
Kadang sakit,
kadang indah. Membuatku selalu memikirkan dan merindukannya. Haah, jatuh cinta
itu benar-benar membingungkan. Aku tidak akan mau jatuh cinta lagi, kecuali
ini.
Pintu kamar
terbuka. Aku segera mengambil bukuku dengan tergesa. Duh, siapa sih yang
mengangguku saja.
“Minho? Apa yang
sedang kau lakukan?”ternyata Jonghyun hyung. “Kau tidak lihat, aku sedang apa
hyung?”kataku sambil mengacung-acungkan bukuku.
“Oh kau sedang
baca buku,”dia mengulum senyumnya menahan tawa. “aku baru tahu, kalau kau bisa
baca buku dengan keadaan terbalik. Hahaha.”akhirnya tawanya lepas.
Hah? Aku baca
buku terbalik. Ku lihat bukuku. Ah! Iya! Kenapa aku bisa seperti ini?
“Sudahlah. Aku
mau tidur. Jangan ganggu aku.”kata Jonghyun hyung sambil naik ke atas tempat
tidurnya.
“Kau mau
tidur?”aku melihat jam di tanganku. “Ini hampir jam 8. Bukankah kita ada
latihan jam 8 nanti?”tanyaku padanya yang bersiap tidur.
“Aku hanya tidur
sebentar. Bangunkan aku jika sudah jam 8 kurang 20.”katanya sambil menaikan
selimut warna kuningnya itu.
“Ya sudah kalau
begitu.”aku meninggalkannya di kamar sendiri.
“Taemin-ie,
ayolah kita main. Ayolah.”kataku sambil memohon-mohon pada Taemin. “Hyung, ajak
yang lain saja. Aku belum mandi hyung.”jawabnya sambil kabur ke kamar mandi.
“Hyung, ayo kita
main.”ajakku pada Onew hyung. “Nanti ya, aku mau bikin sereal dulu.”jawabnya
singkat.
Kenapa semuanya
tidak mau main bersamaku. Mana lagi si Kibum itu. Daritadi aku tidak
melihatnya, kemana sebenarnya dia?
“Hai, semuanya!!
Kalian tahu aku bawa apa?”teriak Key dari depan pintu. Suaranya begitu
melengking. Hii, aku sangat ngeri mendengar suaranya.
“Apa yang kau
bawa Kibum?”tanya Onew hyung yang sedang makan. Aku jadi penasaran dengan apa
yang dia bawa.
“Aku bawa
kimchi!!” kimchi?! Aku segera berlari ke arahnya dan merebut bungkusan berisi
kimchi itu.
“Tadi Hyemi
memberikannya. Aku bertemu dengannya saat sedang berjalan dari ATM.”katanya
panjang lebar. Hyemi? Segera ku taruh bungkusan itu. Dan ku buka pintu dorm.
Mana? Tidak ada Hyemi?
“Hyemi sudah
pulang hyung. Dia sepertinya mau pergi lagi habis dari sini. Pakaiannya sangat
rapi.”kata Key seperti sudah tahu apa yang sedang aku lakukan.
Aku sedikit lemas.
Kenapa tidak aku saja yang bertemu dengannya. Wae? Aku menyesali keputusanku
untuk bermain tadi.
-Hyemi-
Semoga Minho
oppa menyukai kimchi ini. Hah? Kenapa harus Minho oppa? Ah, ada apa denganku
ini. Kami kan hanya berteman. Ingat aku hanya akan bersama Jonghyun oppa. Kami
sudah berjanji.
“Key
oppa!!”teriakku. Untung saja aku bertemu dengan Key oppa. Key oppa sepertinya
dari ATM. Key oppa berlari
“Hyemi-ya!! Kau
kenapa ada disini?”tanyanya padaku. “Kau rapi sekali? Mau pergi ya? Wah
bungkusan apa ini? dari baunya ini makanan ya?”lanjutnya.
“Ne. Ini kimchi.
Aku sendiri lo yang buat.”kataku sedikit bangga sambil mengacung-acungkan
bungkusan kimchi.
“Waaah, semoga
ini buatku.”katanya berharap. “Ne, ini buat oppa dan SHINee oppadeul yang
lain.”jawabku padanya.
“Waaah, gomawo.
Jeongmal gomawo Hyemi-ya.”katanya sambil membungkukkan badannya. Dia mengambil
bungkusan kimchi dari tanganku.
“Cheonmaneyo,
oppa.”jawabku sambil membungkukkan badanku. “Oya oppa, aku pergi dulu ya. aku
ada urusan. Annyeong.”aku melambaikan tanganku dan pergi.
“Annyeong.”jawabnya
sambil melambaikan tangannya.
Dia pergi sambil
loncat-loncat kegirangan. Apakah di dorm SHINee tidak ada makanan,
sampai-sampai Key oppa begitu senang mendapatkan kimchi? Atau pagi ini
gilirannya untuk memasak. Karena dia malas memasak jadi dia senang mendapat
kimchi.
Yah, entahlah.
Yang penting kimchi itu sudah ada di tangan Key oppa. Ku harap SHINee oppadeul
suka dengan kimchi buatanku.
Haaah, sekolahku
dulu… sekolahku dengan Jonghyun oppa dulu. Dulu kami selalu bermain di sini.
Menunggu hingga noonanya Jonghyun oppa pulang. Menunggu SongDam eonnie pulang
sekolah. Barulah kami akan pulang bersama.
Aku sangat
merindukan masa-masa itu. Masa dimana Jonghyun oppa masih ingat denganku. Tidak
seperti sekaarang. Jonghyun oppa tidak ingat siapa aku. Aku sedih, Jonghyun
oppa kenapa kau lupa padaku?
“Dongsoon!!! Kau
tidak boleh nakal!! Kasian Yoenhi. Yoenhi kau tidak apa kan?”kata seorang yeoja
dari kejauhan.
Aku
memperhatikan yeoja yang sedang melerai dua anak kecil itu. Wajahnya sangat
familiar. Aku seperti pernah mengenalnya. Tapi..siapa? eem…SongDam eonnie. Ya!!
dia noonanya Jonghyun oppa. Songdam eonnie. Aku pergi ke arahnya.
“Em, SongDam
eonnie? Noonanya Jonghyun oppa?”tanyaku pada yeoja yang mirip SongDam eonnie
itu.
Hatiku berdebar
menantikan jawabannya. Dia memperhatikanku. Yah, sepertinya dia memang SongDam
eonnie. Matanya mirip dengan Jonghyun oppa.
“Kau Hyemi kan?
Kang Hyemi kan?”tanyanya sambil beranjak berdiri. Matanya melebar. Mata itu
selalu ku lihat saat berangkat maupun pulang sekolah dulu.
“Ne,
eonnie.”jawabku sambil memeluknya. Hah, pelukannya masih tetap hangat seperti
dulu.
Rumah ini. Rumah
yang dulu selalu menjadi tempatku bermain. Aku selalu datang kesini setiap
harinya. Umma pasti akan selalu mencariku ke rumah ini. dan memaksaku untuk
pulang karena hari sudah malam. Namun, aku tidak mau dan menangis. Lalu
Jonghyun oppa akan ikut mengantarku pulang.
Oh, Jonghyun
oppa. Kenapa kini keadaan malah berubah. Kenapa kini kau lupa akan diriku oppa.
“Ajumma!!”teriakku
saat melihat wanita paruh baya yang sedang membersihkan halaman depan rumah
penuh kenangan ini.
“Ne? Ah!
Hyemi-ya!!”dia berlari ke arahku dan memelukku. Pelukannya hangat dan nyaman
seperti dulu.
“Kau sudah besar
ya ternyata. Kau sudah menjadi yeoja sekarang. Dulu kau masih anak kecil setiap
main ke sini.”dia mencubit pipiku dan kembali memelukku.
“Ya ampun Yemi.
Aku sering melihatmu dibeberapa majalah. Kau seorang model! Oya aku juga pernah
melihat beberapa rancangan desain pakaianmu. Bagus dan cantik sekali Yemi-ya.”
Kim ajumma
seperti biasa bicara panjang lebar. Dan dia juga masih memanggilku Yemi panggilan yang hanya boleh
diucapkan oleh kedua orangtuaku dan juga kedua orangtua Jonghyun oppa.
“Gamsahamnida
Ajumma. Kim ajussi kemana? Dari tadi aku tidak melihatnya?”tanyaku. sedari tadi
aku tidak melihat si Ajussi meotjyeo itu.
“Appa sedang ada
di perusahaan. Ada beberapa urusan yang Appa urus di sana.”jawab SongDam
eonnie.
***
“Ajumma.”panggilku.
“Ne, Yemi. Ada
apa? Sepertinya serius sekali.”jawab Ajumma kesayanganku ini.
“Beberapa waktu
lalu aku bertemu dengan Jonghyun oppa,”kataku.
Aku harus
mengambil nafas terlebih dahulu sebelum melanjutkan kalimatku. Ahjumma dan
SongDam eonnie saling memandang. Dari pandangannya seperti ada sesuatu yang
terjadi.
“dan saat kami
bertemu,”aku kembali mengambil nafas. “Jonghyun oppa tidak ingat siapa aku.
Kenapa begitu Ahjumma, Eonnie? Kenapa oppaku itu bisa tidak tahu siapa
aku?”lanjutku sambil menahan tangisku.
“Dia amnesia
Hyemi-ya. dia lupa ingatan. Dia kecelakaan. Dan kata dokter dia amnesia. Namun
saat dimelihat kami dia masih mengingat kami. Namun, saat ditanya tentangmu dia
lupa. Kami kaget setengah mati saat mengetahuinya.”jawab SongDam eonnie jujur,
sambil memegangi bahuku. Berusaha menahanku agar tidak jatuh.
Rasanya hatiku
hancur. Kepalaku bagai dipukul oleh palu godam yang amat sangat besar. Semua
organ tubuhku seakan berhenti. Darahku juga bagaikan berhenti mengalir. Rasanya
sakit sekali. Sakit ini tak tertahankan lagi. Sakit ini membuatku kehilangan
sebagian besar energiku.
“Yemi-ya?
tenanglah. Ini bukan kesalahanmu.”kata Ahjumma menyemangatiku. Dia mengelus
rambutku lembut.
Air mataku
perlahan turun membasahi pipiku. SongDam eonnie menyeka air mataku yang telah
jatuh itu.
“Aku tahu
perasaanmu sekarang pasti hancur. Saat pertama kali kami mendengarnya kami juga
sakit. Tapi tegarlah Hyemi-ya.”kata SongDam eonnie sambil terus mengelus
punggungku yang bergetar.
“Tapi kenapa?
Kenapa harus amnesia eonnie, ajumma. Kenapa harus Jonghyun oppa. Kenapa kalian
tidak berusaha mengingatkannya padaku.”tangisku semakin menjadi.
Perasaanku
semakin campur aduk saat ini. Sakit, marah, dan sedih bercampur menjadi satu
perasaan yang tidak dapatku jelaskan. Rasanya benar-benar seperti mau muntah.
“Kenapa kalian
tidak berusaha mengingatkannya padaku ahjumma, eonnie. Wae?”tanyaku kembali.
Kini lebih seperti nada marah.
“Kami sudah
berusaha Yemi-ya. Maafkan kami. Mianhae.”Ahjumma meminta maaf.
“Wae?! WAEYO??!!”aku
berteriak diantara tangisku.
Aku terus
menangis. Meronta dan menjerit. Rasanya aku ingin mati mengetahui segala
suatunya. Sakit sekali. Kenapa ya Tuhan. Kenapa ini harus terjadi?
“Hyemi-ya
tenanglah. Ini bukan kesalahanmu. Maafkan kami. Tapi kami sudah berusaha untuk
mengingatkannya padamu. Tapi tetap tidak bisa.”SongDam eonnie masih
memegangiku. Seakan berusaha menahanku.
“Eonnie,
ken-“kalimatku terpotong dan gelap….
“Yemi-ya? Yemi!
Kau sudah siuman? Syukurlah.”Ajumma berada disampingku. “Dimana aku?”tanyaku.
“Kau ada dikamar
Jonghyun. Tadi kau pingsan. Ajumma sangat takut. Kata dokter kau hanya shock.
Sebentar lagi Kim ajussi akan datang. Maafkan Ajumma ya Yemi-ya?”katanya
panjanglebar.
Kepalaku masih
sakit untuk mencerna kalimatnya yang panjang itu. Aku memegangi kepalaku yang
sakit ini.
“Ajumma buatkan
the dulu ya Yemi. Kau disini dulu istirahat.”kata Kim ahjumma sambil
meninggalkanku sendiri.
Ini kamar
Jonghyun oppa? Pantas saja pernak peniknya seperti tidak asing lagi bagiku. Ah!
Itukan satu toples origami bintang yang aku berikan padanya dulu. Ternyata
sampai sekarang masih ada. Masih dia simpan. Berarti dia tidak sepenuhnya
melupakanku? Syukurlah, Tuhan gamsahamnida.
“Yemi-ya? kau
benar mau pulang sekarang? Ahjussi antar ya?”tawar Kim ahjushi. Dia masih sama
perhatiannya seperti dulu.
“Aniyo Ajussi.
Gwanchanayo. Aku pulang dulu ya. Annyeong.”kataku sambil melambaikan tangan.
“Hati-hati
Yemi-ya.”kata ajumma sambil memelukku. Mataku kembali memanas. Air mataku
seakan mau jatuh. Mianhae Kim Ajumma. Mianhaeyo.
Hatiku masih
terasa sakit mengetahui keadaan yang sebenarnya. Mengapa Tuhan? Mengapa takdir
ini terjadi? Ku angkat tanganku tinggi-tinggi dan ku hempaskan keduanya bersama
seluruh beban di hatiku.
Mataku kembali
memanas. Air mataku kembali terjatuh, membasahi pipiku. Tidak ingin ku hapus
air mata ini. biarkan dia mengalir, jatuh bersama dengan seluruh perasaan sakit
di hatiku.
Pundakku hangat.
Sepertinya ada seseorang yang menyentuh pundakku. “Hyemi?”. Suara ini? Suara
yang selalu membuat jantungku berhenti berdegup. Aku menoleh ke belakang.
“Oppa?” segera
ku hapus air mataku.
“Hyemi, kau
kenapa?” katanya sambil memegangi pundakku.
*******
Tidak ada komentar:
Posting Komentar