Minggu, 10 Juni 2012

With You


With You

Author                  : @syarifahatikarb
Genre                   : Romance/sad romance
Cast                       : Byun Baekhyun (EXO)
                                  Park Hyejin (OC)
Support cast       : EXO
                                  Lee Yoenhee (OC)
                                  Choi Minyoung (OC)
                                  Cho Jinri (OC)
                                  Donghae dan Kyuhyun (Super Junior)
                                  Minho (SHINee)

With You, it’s more than enough for me…
-Hyejin-
 Aku sedang membaca buku di taman kampus saat semua yeoja berteriak-teriak. Aku bingung dengan mereka tidak bisakah mereka mengecilkan suara mereka yang melengking itu? Ku lepas kaca mata yang bertengger di wajahku. Dan kumasukkan bukuku ke dalam tas.
“Hyejin-ah!!”teriak seorang yeoja dari kejauhan. Aku tidak terlalu jelas melihat mukanya. Mataku minus.
“Yaa! Park Hyejin! Kenapa kau tidak membalas sapaanku?”teriak Yoenhee, sahabatku.
“Mian, kau tahu sendirikan kalau mataku itu minus.”belaku.
“Aish, sudahlah. Oh ya, Donghae oppa sudah menjemputku. Dia menyuruhku untuk mengerjakan tugas di SM saja. Sekalian menunggu oppa-oppa kita yang sedang latihan. Jinri dan Minyoung sudah menunggu di mobil. Ayo!”Yoenhee menggeretku menuju mobil Donghae oppa.

Selama perjalanan menuju SM aku hanya diam memandangi jalanan Seoul yang semakin hari semakin padat. Aku malas untuk ikut bicara dengan yang lain. Mood-ku saat ini sedang tidak baik.
“Tumben kau diam saja Hyejin-ssi?”tanya Donghae oppa dari belakang kemudi.
“Aku hanya sedang tidak enak badan oppa.”jawabku singkat. Aku benar-benar malas bicara dengan siapapun hari ini.
“Kau sakit Hyejin-ah? Apa kau mau pulang saja?”tanya Minyoung.
Oh, Minyoung. Bisakah kau diam? Aku sedang malas bicara. Aish! Keluhku dalam hati. Aku menggelengkan kepalaku.

Kami telah sampai di SM. Minyoung dan Jinri segera berlari menuju tempat latihan para artis SM. Aku tahu siapa yang mereka cari. Minyoung pasti mencari namja chingunya, Kai oppa. Sedangkan Jinri, dia ingin sekali bertemu dengan Xuimin oppa, calon namja chingunya.
“Oppa? Aku akan menggunakan tempat Suju oppadeul ya untuk mengerjakan tugas? Bukankah Suju oppadeul ada jadwal hari ini? tempat kalian berkumpul pasti sepi kan? Boleh ya?”
Yoenhee sedang memohon pada Donghae oppa untuk meminjamkan tempat Suju oppadeul berkumpul untuk mengerjakan tugas kelompok ini.
“Ne. tapi kau harus merapikannya kembali setelah kau pakai.”Donghae oppa mengacak-acak rambut dongsaengnya itu.
Seandainya saja Chanyeol oppa seperti itu. Pasti aku akan bahagia sekali. Akhir-akhir ini Chanyeol oppa terlalu sibuk dengan jadwalnya. Tidak ada waktu untuk mengobrol denganku. Aku benar-benar tidak suka dengan kesibukan oppa sekarang.
“Ayo Hyejin. Loh? Jinri dan Minyoung kemana?”tanya Yoenhee setelah meninggalkan Donghae oppa di lobby.
“Kau tahu jawabannya Yoenhee-ya.”kataku dengan malas.
“Kalau begitu kau panggil mereka. Aku akan ke tempat Suju oppadeul dulu. Akan ku siapkan bahan yang akan dipakai nanti.”Yoenhee keluar dari lift. Kini aku sendiri.
Tiba-tiba pintu lift terbuka. Baekhyun oppa? Aish, kenapa aku bertemu dengannya dalam keadaan mood yang jelek?
“Kau disini? Kau mau bertemu oppamu?”tanya Baekhyun oppa sambil memainkan Iphonenya.
“Ani. Aku kesini untuk mengerjakan tugas kelompok. Tapi aku harus menjemput Minyoung dan Jinri dulu.”jawabku malas.
“Kalau begitu kita satu arah.”tiba-tiba Bakhyun oppa menoleh ke arahku dengan senyum manis dan eye smile-nya. Haaah, hatiku meleleh seketika.

-Baekhyun-
Beberapa kali aku mengeluarkan joke. Ada yang garing ada pula yang lucu. Aku ingin mencairkan suasana antara aku dan Hyejin, yeoja yang telah lama aku cintai.
Aku membuka pintu tempat latihan. Memang benar, Jinri dan Minyoung sedang ada disana dengan Kai juga Xuimin.
“Hyejin? Baekhyun? Tumben sekali kalian berdua. Biasanya kalau kalian bertemu kalian pasti berantem?”Suho hyung betanya.
“Benarkah? Oh.”kataku singkat. Chanyeol menoleh ke arahku dan Hyejin. Hyejin berlari kearah oppanya itu dan memeluknya. Kapan aku bisa memeluk Hyejin?
“Chanyeol oppa? Kau terlihat kurus.”Hyejin merapikan rambut oppanya. Aku sedikit cemburu. Walau aku tahu itu adalah oppa kandung Hyejin. Tapi tetap saja aku cemburu.
“Benarkah itu saeng? Kalau begitu kau harus sering-sering kemari dan membawakan makanan.”kata Chanyeol sambil mencubit pipi dongsaengnya itu.

“Annyeong. Aku, Minyoung dan Jinri harus mengerjakan tugas dulu. Kasian Yoenhee juga sudah menunggu lama. Annyeong.”kata Hyejin berpamitan.
“Ayolah Minyoung!”Jinri, yeoja imut itu menggeret temannya yang masih asyik mengobrol dengan Kai itu.
“Oppa, aku pergi dulu ya. annyeong.”Minyoung membungkukkan badannya.
“Hati-hati chagiya.”Kai melambaikan tangannya.
“Ne oppa.”
Aku sangat ingin seperti KaiYoung couple. Tapi kapan? Aku terlalu takut untuk ditolak Hyejin.

Latihan hari ini selesai. Benar-benar melelahkan. Aku meminum air putih yang tadi diberikan Hyejin di lift. Haah, aku ingin sekali mengulang kejadian di lift tadi.
“Ya! baekhyun, apa yang kau pikirkan? Apakah kau sedang memikirkan dongsaengku?”Chanyeol menyunggingkan senyum evilnya. Benar-benar tidak evil. Terlihat imut malah.
“Chanyeol? Kau kerasukan apa sampai bisa berkata begitu?”jawabku bohong. Aku memang sedang memikirkan dongsaengnya, Hyejin.
“Kerasukan? Kau itu yang sedang kerasukan peri cinta.”Chanyeol kembali menggoda sambil memeletkan lidahnya.
“YAA!! CHANYEOL HYUNG!!”aku berlari mengejarnya.
***

-Hyejin-
Setelah kejadian hari itu. Semakin hari hubunganku dengan Baekhyun oppa semakin dekat. Kami jadi sering berhubungan. Tidak ada lagi pertengkaran anak kecil seperti dulu. Aku senang.
“KYAAA!!! Hyejin!!!”teriak Jinri. Aku menutupi kedua telingaku. Suaranya benar-benar membuat telingaku sakit.
“YAA!! Jinri-ah! Kau ingin membuatku tuli.”aku mengepalkan tanganku dan meniupnya. Lalu menaruhnya di telingaku.
Jinri mengguncangkan tubuhku dengan keras.
“Jinri-ah kau kenapa? Kau tahu ini sakit?”kataku. jinri benar-benar membahayakan.
“Aku telah menjadi yeoja chingunya Xuimin oppa! Kyaaa!!”
DEG! Yeoja chingu? Perlahan wajah Baekhyun oppa melintas di dalam pikiranku. Senyumnya, tawanya, wajah imutnya. Semuanya. Terlintas begitu saja dan terus berputar. Akankah takdirku akan seindah takdir Jinri.

-Baekhyun-
Aku sedang berlatih hari ini. konsentrasiku terbelah. Terpecah menjadi dua. Hyejin benar-benar membuatku pusing. Aku bingung.
“Kau kenapa Baekhyun? Kau tidak seperti biasanya?”Chanyeol menepuk pundakku.
“Kau sedang memikirkan Park Agassi?”aku terdiam. Dia benar, aku memang sedang memikirkan Agassi itu. Chanyeol tersenyum puas.
“Kau tahu? Aku merestuinya. Aku merestui jika kau berhubungan dengan agi itu.”dia kembali menepuk pundakku dan pergi.
Aku sudah mendapatkan restu dari oppanya. Tapi mengapa sampai sekarang aku tidak bisa membuatnya menjadi milikku?
Aku berjalan-jalan di sekitar Gedung SM. Langkahku gontai. Aku tidak tahu apa yang terjadi padaku sebenarnya.
JEDUG!
“Awh!”kataku dan seorang yeoja bersamaan.
“Hyejin?”tanyaku pada yeoja yang tadi tidak sengaja ku tabrak. Dia masih mengusap keningnya yang sakit.
“Oppa?”

Han river sangat indah. Udara pagi juga sangat sejuk. Sebagian bebanku menghilang bersama tiupan angin. Dan aku senang, karena dia berada disampingku saat ini.
“Oppa, aku mau naik sepeda.”pintanya. wajahnya seperti anak kecil. Dan membuatku tidak sengaja mencubit pipinya gemas.
Saat ku sadari tanganku menyentuh pipinya. Aku segera menarik tangnku kembali. Jantungku berdebar sangat cepat. Dia menatapku bingung.
Aku berusaha mengatur detak jantungku agar kembali normal. Dan memaksakan senyumku. “Baiklah. Ayo, kita sewa sepeda.” Ajakku padanya.
Tanpaku sadari aku menarik tangannya dan tersenyum bahagia. Dan tanpa ku sadari pula ada seseorang yang mengabadikan kejadian ini.
***

-Hyejin-
Perasaanku sangat tidak enak hari ini. hampir semua mata memandangiku aneh. dan banyak kejadian aneh yang terjadi di kampus hari ini.
Mulai dari mejaku yang bertabur bungan kamboja putih. Ada banyak noda darah di kursiku. Dan masih banyak lagi. Aku benar-benar takut.
PRAAK!! Pipiku sakit. Ku angkat wajahku. Apa ini? aku sudah berada di tengah-tengah puluhan yeoja.
“Jangan pernah kau dekati Baekhyun oppa kami!!” teriak salah satu yeoja yang berada di barisan depan. Apa maksudnya?
“Kami sudah cukup sakit, mengetahui bahwa kau adalah adik dari Chanyeol oppa. Jadi jangan rebut Baekhyun oppa kami!!!”
Tiba-tiba telur busuk pecah di atas kepalaku. Dan puluhan bola air mengarah padaku. Sebuah kantung tepung mendarat di kepalaku. Aku diam melihat ini semua terjadi padaku. Aku tahu inilah resiko dari nasib beruntungku. Aku memejamkan mata dan menerima semua yang akan terjadi.
Tiba-tiba semua menghentikan lemparannya. Perlahan ku buka mataku. Aku melihat Yoenhee menangis, melihatku dari jauh. Minyoung dan Jinri menatapku iba. Dan aku melihat Baekhyun oppa sudah berdiri di depanku.
“Ku mohon jangan sakiti dia. Dia tidak tahu apapun jadi jangan pernah sakiti dia. Aku mohon.”kata Baekhyun oppa sambil menarikku pergi dari kerumunan yeoja-yeoja itu.
Yoenhee, Jinri dan Minyoung menghambur memelukku. “Kau tidak apa-apa Hyejin-ah?”kata Minyoung sambil membersihkan tepung dari tubuhku dengan sapu tangannya. Aku mengangguk kecil. Memaksakan senyum manisku.
“Bisakah aku bicara berdua dengan Hyejin.”tanya Baekhyun oppa. Aku menatapnya bingung. Yoenhee mengangguk cepat dan menarik Minyoung dan Jinri pergi.
“Hyejin-ah mianhae. Karena aku, kau jadi seperti ini. jeongmal mianhae.”katanya sambil membersihakan tubuhku dari tepung.
“Gwaenchana. Ini mungkin nasib burukku saja.”kataku menghiburnya. Dia diam dan hanya menatapku tajam.
“Ayo kita pulang.”ajaknya.

-Baekhyun-
Aku semakin takut untuk memilikinya. Aku takut menjadikannya sebagai yeojaku. Aku takut tidak dapat melindunginya. Dan aku sangat takut untuk terus berada di sisinya.
“Aku tahu apa yang terjadi.”Chanyeol memegangi bahuku. “Bisakah kau menjaganya? aku harap kau memikirkan yang terbaik untuknya. Karena dia dongsaengku.”Chanyeol pergi meninggalkanku.
Bisakah aku menjaganya? Apakah aku sudah memikirkan yang terbaik untuknya? Aku berkata dalam hati. Aku mulai memejamkan mataku.

-Hyejin-
Aku sedang menonton TV. Namun, pandanganku kosong. Hyejin-ah mianhae. Karena aku, kau jadi seperti ini. jeongmal mianhae. Kata-katanya hari itu terngiang di kepalaku. Tatapannya pada saat itu kembali hadir dalam benakku. Kenangan indahku bersamanya berputar kembali.
DRRRTT… Iphoneku berbunyi.
“Yoboseyo?”

Aku menuruni mobil dengan tergesa. Baekhyun oppa apa yang terjadi?
“Oppa?”aku menatapnya sedih. Dia terlihat mabuk berat. Beberapa botol arak kosong tergeletak disampingnya. Aku mendekat ke arahnya.
“Oppa, kau kenapa?”aku menyingkirkan rambut yang menutupi wajahnya. Aku sedih melihatnya seperti ini. hatiku sakit melihatnya begini.
Aku mencoba mengangkatnya. Namun dia menggenggam tanganku erat.
“Hyejin-ah?”dia memanggil namaku.
“Ne oppa?”
“Saranghae. Hyejin-ah saranghae.”katanya. jantungku berhenti seketika. Dia menyatakan cintanya padaku.
“Hajiman, mianhae. Aku memang menyukaimu. Bukan. Aku mencintaimu. Di saat aku berada disampingmu aku seperti orang yang berbeda. Aku lebih banyak bicara saat kau menjadi lawan bicaraku,”aku tersenyum getir mendengar pengakuannya.
“Aku ingin memilikimu Hyejin-ah. Aku ingin menjadikan dirimu sebagai yeojaku. Tapi itu mustahil. Aku takut kau terluka saat bersamaku. Aku takut hatimu akan sakit jika aku terus berada di sisimu. Aku takut tidak,”kalimatnya terhenti. Air mata menetes dari matanya yang setengah terbuka.
“Aku takut tidak bisa menjagamu dengan baik. aku takut akan kehilangan dirimu. Mianhae Hyejin-ah. Mian karena aku tidak dapat menjadikanmu sebagai yeojaku.”setelah mengatakan kalimat terakhir itu dia ambruk.
Aku menatapnya nanar. Aku tahu inilah akhir dari perasaanku. Inilah akhir dari cinta yang belum sempat terjalin. Aku tahu inilah akhirnya. Akhir dari perjalanan cinta kami yang belum sempat terjalin sedetik pun.

Aku berusaha membawanya ke dalam mobilku. Aku akan mengantarnya ke dorm EXO.
“Oppa, kau tahu? Aku juga mencintaimu. Tapi, inilah akhirnya. Perasaan kita tidak dapat menyatu walau itu hanya sedetik. Aku harap kau bahagia setelah ini. Aku harap kita akan bersama kembali setelah kau berani. Berani untuk berada di sisiku. Dan sampai waktunya itu tiba aku akan menunggumu. Saranghae.”
Aku tersenyum getir, menahan tangisku. oppa, aku akan menunggumu. sampai kapanpun itu. Kataku dalam hati.

-Baekhyun-
Oppa, kau tahu? Aku juga mencintaimu. Tapi, inilah akhirnya. Perasaan kita tidak dapat menyatu walau itu hanya sedetik. Aku harap kau bahagia setelah ini. Aku harap kita akan bersama kembali setelah kau berani. Berani untuk berada di sisiku. Dan sampai waktunya itu tiba aku akan menunggumu. Saranghae. Aku terbangun dari mimpiku.
Ternyata itu hanya mimpi. Tapi, aku merasakan sakit hatinya saat dia berkata itu di depanku dengan senyum manis di wajahnya.
“Kau sudah bangun? Tadi malam kau mabuk berat. Park Agassi mengantarmu kemari.”Chanyeol memberikanku bubur dan segelas madu.
Jadi itu bukan mimpi? Itu bukan mimpi. Hyejin-ah?
“Ya, aku tahu yang terjadi. Kau tahu Baekhyun. Saat mengantarmu ke sini Park Agassi menangis. Dia memelukmu erat. Dia seakan takut. Saat aku mencoba membantunya membawamu, dia hanya menggeleng kecil. Dan menidurkanmu di tempat tidur ini,”Chanyeol terhenti. Dia menatapku iba.
“Dia terus menungguimu disini. Menangis dalam diam. Dan dia akhirnya pergi. Kau tahu, aku menatap kalian iba. Begitu peliknya hubungan kalian.”kata Chanyeol dan pergi meninggalkanku di kamar. Sendiri.
***

-Hyejin-
Aku sedang berjalan-jalan di dekat Han river. Sudah setahun setelah kejadian malam itu. Walau hubungan kami tetap berjalan. Tapi ada tembok yang menghalangi kami untuk bersama. Hingga akhirnya kami hanya bisa saling menatap.
Telah setahun pula aku menunggunya. Menunggunya merobohkan tembok itu. Dan sampai saat ini aku masih menunggu. Aku tahu suatu hari nanti dia dapat merobohkan tembok ini.
“Hyejin-ah!!!”teriak Baekhyun oppa dan Chanyeol oppa hampir bersamaan. Aku tersenyum. Mungkin cukup seperti ini saja. Cukup dengan dia terus berada disisiku. Itu sudah lebih dari cukup untukku. Itu sangat lebih dari cukup.
“Kau tahu Hyejin? Kami mencarimu kemana-mana dan kita tidak dapat menemukanmu.”kata Chanyeol oppa.
“Tapi aku dapat mengetahui kemana kau pergi.”sambil memeletkan lidahnya pada Chanyeol oppa.
“Ayo kita pergi.”Chanyeol oppa menggenggam tanganku erat. Dia menatapku dan membisikkan sesuatu di telingaku. Aku hanya tersenyum mendengar apa yang ia katakan. Aku harap itu benar oppa.

-Baekhyun-
Aku tahu apa yang dibisikkan Chanyeol pada dongsaengnya itu. Aku yang memintanya mengatakan hal itu.
Hyejin-ah. Aku berjanji suatu saat nanti aku pasti bisa menghancurkan tembok yang menghalangi kita berdua. Aku berjanji.
********
-END-

Tidak ada komentar:

Posting Komentar