Jumat, 01 Juni 2012

Can You Love Me? "PART 3 - END"


PART 3

-Minho-
Semenjak hari itu, aku mulai menjauhinya. Semenjak aku tahu semuanya. Semenjak aku tahu apa yang terjadi. Aku mulai mencoba melupakannya. Aku mulai mencoba menjauhinya. Dan aku mulai mencoba untuk tidak mencintainya.
Susah memang. Namun, aku harus terus mencoba. Aku tidak ingin mengganggunya lagi. Aku ingin melihatnya bahagia. Bahagia dengan cinta pertamanya. Bahagia dengan namja yang selama ini ia cintai. Bahagia dengan cinta sejatinya.

“HYUUNG!!!!!”teriak Key. Ada apa sebenarnya? Kenapa Key teriak-teriak? Aku segera keluar dari kamar. Berlari ke sumber suara.
OMO!!!!!! Jonghyun hyung!!!! “Minoya, segera kau telfon ambulans. CEPAT!!!!”perintah Onew hyung padaku. Segera ku ambil black berryku. “Yobseyo?!”

Sudah dua hari Jonghyun hyung tidak sadar juga. Kim ajussi, Kim ajumma dan SongDam noona juga selalu berkunjung kemari. Kata dokter lukanya tidak terlalu parah. Namun, kenapa sampai dua hari Jonghyun hyung juga tidak sadarkan diri?
Oh ya! Hyemi!!! Aku lupa memberitahunya tentang keadaan Jonghyun hyung. “Ajumma, aku pergi sebentar ya?” pamitku kepada Kim ajumma yang sedang menunggui Jonghyun hyung. Dia terus saja menangis. Aku tidak tega melihatnya.

“Siapa?”pintu apartemen ini terbuka. Seorang yeoppo yeoja keluar dari apartemen ini. jantungku berhenti berdegup. Darahku berhenti mengalir. Tuhan bantu aku. Ku tarik nafasku dalam-dalam.
“Oppa? Ada apa? Tumben sekali oppa datang kemari.”tanyanya. “Ini soal Jonghyun hyung, Hyemi-ssi. Dia,” aku tak sanggup melanjutkan kalimatku.
“Dia kenapa oppa?”wajah Hyemi berubah khawatir.
“Dia kecelakaan di dorm. Dan sampai sekarang dia tidak sadarkan diri.”lanjutku. aku tidak tega mengucapkannya.

-Hyemi-
Dia kecelakaan di dorm. Dan sampai sekarang dia tidak sadarkan diri. Air mataku semakin deras. Aku segera meminta Minho oppa untuk mengantarku ke rumah sakit, rumah sakit dimana Jonghyun oppa dirawat.
Aku khawatir padanya. Tuhan selamatkan dia.

Aku berlari. Dan terus berlari tanpa mempedulikan orang-orang yang memarahiku ataupun menatapku aneh. Aku hanya ingin segera sampai ke kamar Jonghyun oppa. Jonghyun oppa, bertahanlah demi aku oppa.

“Ajumma!”aku segara berlari menuju Kim ajumma. Ummanya Jonghyun oppa. “Yemi-ya? kenapa kau disini?” tanyanya padaku.
“Harusnya aku yang bertanya. Mengapa kau tidak memberitahuku ajumma? Aku adalah temen masa kecilnya Jonghyun oppa. Waeyo ajumma?”tanyaku menuntut.
“Mianhae Yemi-ya? Aku tidak ingin membuatmu khawatir.”katanya padaku.
“Gwanchanaeyo ajumma. Bolehkah aku duduk disamping oppa?”tanyaku padanya setelah menenangkan hatiku yang campur aduk. Kim ajumma hanya mengangguk kecil.
“Oppa? Sadarlah. Sadar oppa.”aku menggenggam tangan Jonghyun oppa. Air mataku menetes satu persatu.
“Oppa, sadarlah. Sadarlah demi appa oppa, umma oppa, dan noona oppa. Sadarlah demi mereka oppa. Dan sadarlah demi aku.”aku terus menggenggam tangannya kuat. Aku tidak ingin melepaskannya.

Mi-ya, hye, mi.”aku terbangun. Aku seperti ada orang yang memanggil namaku. “Hye-hyem-mi.” jari-jari tangan Jonghyun oppa bergerak.
“Oppa? Kau sudah sadar? Aku harus panggil dokter.”aku hendak berlari memanggil dokter. Namun ada sesuatu yang menggenggam tanganku erat.
Aku menoleh kebelakang. Jonghyun oppa menggenggam tanganku erat. “Oppa?” kataku lirih. “Jangan pergi, Hyemi. Jangan pernah pergi lagi.”dia mengambil nafas yang dalam.
Mataku kembali memanas. Tuhan, apa sekarang dia ingat aku? “Mi-ya, jangan- per-nah”kalimatnya terhenti. Nafasnya naik turun. Dan dia…. “Oppa? Oppa?! Sadar oppa?! DOKTER!!!!”
***
-Minho-
Hatiku sakit. Teramat sakit. Aku tidak tahan lagi atas semua ini. Tuhan, izinkan aku untuk bisa mencintainya lagi Tuhan. Aku tahu dia telah memiliki namja chingu. Dan namja chingu itu adalah hyungku sendiri. Tapi bisakah kau izinkan kami bersama?
Aku tidak dapat melihat mereka bersama. Aku terlalu sakit untuk melihat semua kejadian itu. Sudah sebulan memang aku terus menekan rasa sakit hati ini. Dan aku terus mencoba untuk berpaling darinya. Namun, hatiku tidak bisa. Wajahku mungkin memandang yeoja lain. Tapi hatiku tidak. Hatiku dan jiwaku terus memandanginya.
Tuhan, izinkan aku untuk memilikinya. Kalau kau tak menghendakinya. Izinkan aku untuk melupakannya, Tuhan. Hanya kau yang tahu perasaanku. Hanya kau yang tahu.

“Hyung?”Taemin membuka pintu kamar. Dia perlahan menuju tempat tidurku. Aku menaruh buku yang sedari tadi hanya ku pandangi. Aku sama sekali tidak membacanya. Pikiranku pergi melayang entah kemana.
“Bisakah kau menyukai yeoja lain?”Taemin memulai pembicaraan. Ada apa dengannya? tiba-tiba membicarakan tentang hal ini.
“Maksudmu? Aku tidak mengerti?”aku pura-pura kembali membaca. Namun, pikiranku tetap pada kalimat yang diucapkan Taemin tadi. Bisakah aku menyukai yeoja lain? Bisakah itu tejadi?
“Yeojamu telah menemukan cintanya. Ku harap kau bisa menemukan cintamu hyung. Aku sedih melihatmu seperti ini.”
“Aku tidak tahu. Sudahlah Taemin. Kau tidak perlu ikut sedih dengan nasib burukku ini.”aku menghela nafas panjang.
Tiba-tiba pintu kamar terbuka. Key melambai-lambaikan sebuah surat kabar. Raut wajahnya susah sekali ditebak.
“YAAA!! MINHO-YA!! Kau kembali membuat berita heboh?! Yuri noona? Apakah kau tidak cukup membuat berita tentang hubungan asmaramu? Kau memiliki gelang yang sama dengannya?! berita apa lagi ini?!”Key terus mengacung-acungkan surat kabar dengan editan fotoku dan Yuri noona sebagai halaman depannya.
“Itu hanya gossip Kibum. Kau tahu kan aku sedang tidak menjalin hubungan dengan siapa-siapa? Sudahlah, jangan ditanggapi. Aku lelah.”aku menaruh bukuku. Dan mencoba untuk memejamkan mataku.
“YAA!! MINHO!! Kau masih bisa tidur dengan berita burung seperti ini?!”Key terus mengoceh.
“Sudahlah hyung. Minho hyung sedang lelah. Ayo kita tinggalkan dia.”Taemin sepertinya mendorong Key keluar kamar. Dia tahu dengan perasaanku sekarang. Haah, gomawo Taemin-ie.
***

-Jonghyun-
Aku terus fokus dengan jalanan di depanku. Namun, pikiranku tidak dapat fokus. Minho menyukai Hyemi. Hanya hal itu yang terus terfikirkan olehku. Aku tahu dia menyukai yeojaku. Namun, mengapa aku tega untuk terus menyakitinya?
Aku terlalu egois. Aku hanya memikirkan perasaanku saja. Aku tidak pernah memikirkan perasaan Minho. Tapi aku juga tidak bisa untuk melepaskan Hyemi. Aku mencintainya. Sangat mencintainya. Aku tidak bisa memberikannya pada Minho. Karena aku belum siap.

TIINNTIINN!!!aku membunyikan klakson mobilku. Seorang yeoja yang selalu ku tunggu kehadirannya menghampiri mobilku dengan wajah sedih. Ada apa dengannya?
“Kau kenapa Hyemi-ya?”aku bertanya padanya. Namun, pertanyaan itu tidak dijawabnya. Lama aku menunggu jawaban sepele itu. Apa ada dengan Hyemi?
“Hyemi? Hyemi? Hyemi?!” aku sedikit teriak. Aku harap aku dapat membuyarkan lamunannya.
“Hah? Ne oppa?”dia seperti orang yang kebingungan.
“Kau kenapa? Kau terlihat sedih. Wae?”tanyaku lembut. Aku ingin tahu apa yang sedang dia pikirkan.
“Aku tidak apa-apa oppa.”dia menyunggingkan senyumnya. aku tahu dia terpaksa tersenyum. Senyumnya terlihat tidak tulus sama sekali.

Kami sudah sampai di kafe langganan kami. Ku harap aku dapat merubah moodnya menjadi baik. aku ingin melihat dia tersenyum dengan tulus.
“Kau mau pesan apa?”aku memulai pembicaraan. Namun, dia tidak menjawab pertanyaanku. “Hyemi?”
“Ne, Min-“dia menutup mulutnya. Aku sepertinya mendengar dia mengucapkan kata Min. apakah dia sedang memikirkan Minho? “Ne, oppa?”dia bertanya padaku.
“Kau mau pesan apa?”tanyaku kembali. “Seperti biasa aja oppa. Hot Capucino.”dia kembali diam. Tatapannya kosong.

-Hyemi-
Aku kembali mengucek mataku. Apa yang aku lihat tadi? Minho oppa dengan Yuri noona? Apa mereka benar-benar ber-. Hatiku sakit untuk memikirkan hal itu. Apa yang terjadi padaku? Aku sudah punya Jonghyun oppa.
Aku tidak mungkin menyukai Minho oppa. Tidak itu tidak mungkin terjadi. Hatiku hanya untuk Jonghyun oppa.

Jemari Jonghyun oppa mengusap pipiku. “Kau menangis Hyemi? Ada apa?” segera aku usap air mata yang masih tersisa di pipiku. Jonghyun oppa tidak boleh tahu. Jangan sampai tahu.
“Tidak ada apa-apa oppa.”aku bohong.
Jonghyun oppa hanya diam. Aku takut dia tahu tentang perasaanku. Oppa, mianhae. Aku tahu aku plin plan tapi. Aku bingung harus memilih yang mana diantara kalian. Aku tahu aku egois. Aku ingin memiliki kalian berdua. Namun, itu tidak mungkin. Harus ada satu yang ku pilih. Dan aku tidak tahu itu siapa.

-Jonghyun-
Keyakinan ini semakin menguat. Apalagi saat aku melihatnya menangisi Minho dan Yuri noona tadi. Aku tahu bahwa dia menyukai Minho. Begitu pula sebaliknya. Minho juga mencintainya.
Aku tahu separuh dari hati Hyemi memilih Minho. Tapi, separuh hatinya masih memilihku. Aku tahu semua yang dirasakannya. Tidak ada satupun rahasia yang dapat dia sembunyikan dariku. Kami selalu bersama sejak kecil.
aku harus berusaha melepaskannya. Aku ingin dia menemukan kebahagiannya. Cinta itu tidak harus memiliki, bukan? Aku hanya ingin dia menemukan cintanya. Dan tidak terikat dengan janji pada masa kecilnya. Dia harus bisa menemukan kehidupannya dan tidak terikat dengan masa lalu.
Dan hanya Minho yang dapat membebaskan Hyemi dari penjara masa kecilnya itu. Aku percaya padamu Minho.

-Minho-
Aku menghempaskan tubuhku ke tempat tidur. Seharian ini aku hanya mengantarkan Yuri noona, Yoona noona, dan Seohyun noona berjalan-jalan. Taemin juga ikut. Namun, dia hanya duduk menunggu di café di dalam mall. Dia tidak ikut berjalan-jalan. Huff, lelahnya.
Drrrttt… Iphoneku bergetar. One New Message from Jonghyun hyung. Ada apa Jonghyun hyung mengirmkan sms. Aneh sekali.
From: Jonghyun hyung
Minhoya, bisakah kita bertemu di taman dekat dorm sekarang juga? Ada hal penting yang harus dibicarakan.
Dari bahasa yang digunakan Jonghyun hyung, terlihat sekali bahwa ini serius. Tapi apa hal serius yang harus dibicarakan sekarang? Tidak bisakah besok saja dibicarakannya?

“Hyung!!! Kau sudah lama menunggu?”nafasku naik turun karena aku tadi berlari-lari kecil.
“Kau menyukai Hyemi? Apa kau mencintainya?” Inikah hal penting itu? Dia begitu jelas dan jujur. Aku tidak tahu harus menjawab apa.
“Apa yang kau bicarakan hyung? Hyemi adalah yeoja chingumu.”jawabku berusaha berkelit.
“Aku tanya kau mencintai Hyemi? Jawab yang jujur.”dia memegangi pundakku. Sepertinya dia akan jatuh. Mungkin mengucapkan kalimat ini sangat menguras tenaganya. Dia lebih tegar dari pada yang aku bayangkan.
“Aku, aku. Hyung, sebaiknya kita kembali ke dorm saja. Di sini dingin.”aku mencoba berkelit kembali.
“Jangan berkelit! Jawab pertanyaanku! Kau suka Hyemi? Apa kau mencintainya? JAWAB!”Jonghyun hyung membentakku. Matanya tajam menatap mataku. Dia sepertinya serius dengan hal ini.
Tubuhku merosot ke tanah. Aku tidak kuat lagi. Jonghyun hyung berjongkok di sebelahku.
“Seperti aku tahu jawabannya. Dan aku juga tahu sebesar apa kau mencintainya.”katanya sambil tersenyum. Dan dia pun meninggalkanku di taman sendirian.

Kau menyukai Hyemi? Apa kau mencintainya? Kalimat itu kembali terulang. Sepertinya aku tahu jawabannya. Dan aku juga tahu sebesar apa kau mencintainya. Aku tidak menyangka bahwa Jonghyun hyung tahu perasaanku pada yeojanya.
Aku sangat merasa bersalah padanya. Aku sangat bersalah padanya. Harusnya Tuhan menghukum diriku ini. Aku telah menyakiti perasaan hyungku yang sangat baik.

-Hyemi-
Aku menutup kaca jendela apartemenku. Matahari mulai tenggelam. Udara Seoul juga semakin dingin. Sedingin hatiku saat ini.
Drrrtt… Sepertinya BlackBerrry bunyi. Ternyata BBM dari Jonghyun oppa. Tumben sekali dia memBBM aku?
Aku menunggumu diluar. Cepat keluar ya. Ada hal penting yang harus ku bicarakan. Ku tunggu kau di taman biasanya.
Dia menungguku di taman? Sekarangkan sedang hujan? Apa dia bawa payung? Aku khawatir. Aku segara mengambil mantel coklatku. Dan mengambil paying beningku.

“Oppa? Kau hujan-hujanan?”aku berlari ke arahnya.
Saat aku tiba dihadapannya. Tiba-tiba memelukku. Tanpa sengaja ku jatuhkan payungku dan membiarkan air hujan membasahi kami berdua.
“Oppa?”tanyaku.
“Izinkan 10 menit saja. Tidak 5 menit saja seperti ini. izinkan aku memelukmu 5 menit saja. Ku mohon Hyemi izinkan aku untuk memelukmu.”katanya lirih. Sepertinya ia menangis.
Dia melepas pelukannya. Tubuh kami sudah basah kuyup diguyur hujan. Apa yang terjadi dengan oppaku?
“Kau mencintaiku? Bisakah kau mencintaiku?”tanyanya sambil menatap mataku tajam. Aku hanya dapat terdiam. Pertanyaannya bagaikan belati yang menembus jantungku.
“Bisakah kau mencintaiku seperti dulu Hyemi? Bisakah kau menjawab pertanyaan sepele ini?”Jonghyun oppa kembali bicara.
“Kau tidak bisakan? Aku tahu kau tidak akan pernah bisa mencintaiku seperti dulu lagi. Aku tahu di hatimu sudah ada namja lain. Aku tahu siapa namja itu. Aku tahu semuanya.”dia kembali memelukku.
Air mataku terjatuh. Setetes, dua tetes, tiga tetes. Dan semakin deras. Dia tahu semuanya. Aku merasa bersalah terhadapnya. Saat aku menginginkannya dan disaat kami telah bertemu kembali dan menjalin hubungan. Aku malah mengkhianatinya. Aku begitu berdosa pada Jonghyun oppa.
“Kau tahu aku sakit. Kau tahu hatiku sangaaat hancur mengetahui keadaan yang sebenarnya.”dia melepas pelukannya. Dia mengangkat wajahku yang tertunduk.
“Namun, aku tidak bisa mengahalangimu. Aku ingin melihatmu bahagia. Aku ingin melihatmu menemukan cinta sejatimu. Aku ingin kau, bisa lepas dari  janji masa kecil kita. Dan menemukan kehidupanmu. I just want you find your true love Hyemi-ya.” dan, diapun menundukkan kepalanya dan mengecup bibirku yang basah dan gemetar.
Air hujan terus membasahi kami berdua. Seakanmereka tahu bahwa inilah akhir dari janji masa kecil kami. Akhir dari kisah cinta kami.

Dia mengangkat kepalanya. Air matanya terus jatuh dari membasahi wajahnya yang tampan.
“Oppa? Mianhaeyo.”kataku lirih. Aku menahan tangisku.
“Hyemi-ya, saranghae. Saranghaeyo Hyemi-ya.”katanya sambil kembali mendekapku dalam pelukannya.
“Sarang. Saranghaeyo Kang Hyemi. Jeongmal Saranghae.”dia terus memelukku seakan tidak ingin aku pergi.
“Jeongmal saranghaeyo Kang Hyemi.”Jonghyun oppa melonggarkan pelukannya dan kembali menciumku.

“Nado saranghae oppa.”jawabku setelah dia melepas pelukannya.
“Hyemi-ya. Kejar dia. Kejar namja yang kau cintai itu. Kejar Minho oppamu. Kejar cintamu Hyemi-ya. sebelum semuanya terlambat. Katakan bahwa kau juga mencintainya. Katakan bahwa kau mencintainya. Sangat mencintainya. Kejar dia Hyemi-ya.”Jonghyun oppa menggenggam tanganku.
“Tapi oppa? Kau bagai-“Jonghyun oppa menempelkan telunjuknya dibibirku.
“Aku akan tetap baik-baik saja. Aku akan selalu baik-baik saja.”Jonghyun oppa menyunggingkan senyumnya. dia terlihat lebih tegar dari pada tadi.

Katakan bahwa kau juga mencintainya. Katakan bahwa kau mencintainya. Sangat mencintainya. Kejar dia Hyemi-ya. Aku terus berlalri menuju taman dekat dorm SHINee. Aku akan mengejar cintaku seperti kata Jonghyun oppa. Aku akan mengatakan bahwa aku juga mencintainya. Aku akan mengatakannya pada Minho oppa.

-AUTHOR-
“Hyemi?”kata Minho saat melihat yeoja yang dicintainya berlari di bawah rinai hujan tanpa paying yang melindunginya.
“Oppa?”Hyemi menghentikan langkahnya.
Katakan bahwa kau mencintainya, Minho. Katakan bahwa kau sangat mencintainya. Kejar dia Minhoya. Kejar cintamu. Minho kembali teringat kalimat Jonghyun sebelum Jonghyun pergi meninggalkannya di taman.
“Aku tahu siapa yang membuatmu datang kemari.”Minho berjalan mendekat pada Hyemi.
“Aku juga tahu siapa yang membuatmu menunggu di sini. Di bawah rinai hujan.”Hyemi masih bergeming di tempatnya.
Minho sudah berada tepat di depan Hyemi. Dan, Minhopun memeluknya. “Saranghae Hyemi-ya. Jeongmal saranghaeyo.” Minho menyatakan cintanya.
“Nado saranghae oppa. Jeongmal nado saranghaeyo.”Hyemi membalas pelukan Minho.
Minho mencium kening Hyemi. Hyemi menatap Minho lekat-lekat. Dan tersenyum bahagia.

Gomawo Jonghyun oppa. Jeongmal gamsahamnida. Kau selalu mengajarkan aku arti tulusnya mencintai seseorang. Dan kau selalu mengajarkanku cara untuk merelakan orang yang kita cintai dengan tulus dan iklhas. Mianhae oppa. Aku tidak dapat membalas cintamu. Tapi kau tahu oppa, namamu selalu terukir di dalam hatiku. Dan kau adalah satu-satunya namja yang selamanya akan aku cintai. Walau rasa cintaku padamu berbeda dengan rasa cintaku pada Minho oppa. Tapi kau adalah namja yang sangat aku cintai selamanya. Jeongmal gamsahamnida. Saranghaeyo oppa.

Jonghyun membuka pintu dorm. Key sudah menunggunya sedari tadi. Dorm SHINee sepi. Taemin dan Onew sedang ada jadwal malam itu. Jadi hanya Key yang berada di dorm sendirian.
“Hyung, kau sudah melakukan yang terbaik.”Key berjalan mendekat ke arah Jonghyun dan memberikannya handuk.
“Gomawo Kibum. Aku hanya tidak ingin merampas kebahagian mereka berdua.”kata Jonghyun sambil berjalan menuju kamarnya.
Air mata Jonghyun kembali menetes. Namun kali ini. Jonghyun tersenyum dia tersenyum bahagia. Walau air matanya terus jatuh membasahi wajahnya.
Hyemi-ya, gomawo. Terima kasih karena kau pernah mencintaiku. Karena kau pernah membalas cintaku. Gomawo Hyemi-ya. Thanks for coming to my life. Love needs go on like this Hyemi-ya.

-END-

Tidak ada komentar:

Posting Komentar