PART 3
-Minho-
Semenjak hari
itu, aku mulai menjauhinya. Semenjak aku tahu semuanya. Semenjak aku tahu apa
yang terjadi. Aku mulai mencoba melupakannya. Aku mulai mencoba menjauhinya.
Dan aku mulai mencoba untuk tidak mencintainya.
Susah memang.
Namun, aku harus terus mencoba. Aku tidak ingin mengganggunya lagi. Aku ingin
melihatnya bahagia. Bahagia dengan cinta pertamanya. Bahagia dengan namja yang
selama ini ia cintai. Bahagia dengan cinta sejatinya.
“HYUUNG!!!!!”teriak
Key. Ada apa sebenarnya? Kenapa Key teriak-teriak? Aku segera keluar dari
kamar. Berlari ke sumber suara.
OMO!!!!!!
Jonghyun hyung!!!! “Minoya, segera kau telfon ambulans. CEPAT!!!!”perintah Onew
hyung padaku. Segera ku ambil black berryku. “Yobseyo?!”
Sudah dua hari
Jonghyun hyung tidak sadar juga. Kim ajussi, Kim ajumma dan SongDam noona juga
selalu berkunjung kemari. Kata dokter lukanya tidak terlalu parah. Namun,
kenapa sampai dua hari Jonghyun hyung juga tidak sadarkan diri?
Oh ya! Hyemi!!!
Aku lupa memberitahunya tentang keadaan Jonghyun hyung. “Ajumma, aku pergi
sebentar ya?” pamitku kepada Kim ajumma yang sedang menunggui Jonghyun hyung.
Dia terus saja menangis. Aku tidak tega melihatnya.
“Siapa?”pintu
apartemen ini terbuka. Seorang yeoppo yeoja keluar dari apartemen ini.
jantungku berhenti berdegup. Darahku berhenti mengalir. Tuhan bantu aku. Ku
tarik nafasku dalam-dalam.
“Oppa? Ada apa?
Tumben sekali oppa datang kemari.”tanyanya. “Ini soal Jonghyun hyung,
Hyemi-ssi. Dia,” aku tak sanggup melanjutkan kalimatku.
“Dia kenapa
oppa?”wajah Hyemi berubah khawatir.
“Dia kecelakaan
di dorm. Dan sampai sekarang dia tidak sadarkan diri.”lanjutku. aku tidak tega
mengucapkannya.
-Hyemi-
Dia kecelakaan di dorm. Dan sampai sekarang
dia tidak sadarkan diri. Air mataku semakin deras. Aku segera meminta Minho
oppa untuk mengantarku ke rumah sakit, rumah sakit dimana Jonghyun oppa
dirawat.
Aku khawatir
padanya. Tuhan selamatkan dia.
Aku berlari. Dan
terus berlari tanpa mempedulikan orang-orang yang memarahiku ataupun menatapku
aneh. Aku hanya ingin segera sampai ke kamar Jonghyun oppa. Jonghyun oppa,
bertahanlah demi aku oppa.
“Ajumma!”aku
segara berlari menuju Kim ajumma. Ummanya Jonghyun oppa. “Yemi-ya? kenapa kau
disini?” tanyanya padaku.
“Harusnya aku
yang bertanya. Mengapa kau tidak memberitahuku ajumma? Aku adalah temen masa
kecilnya Jonghyun oppa. Waeyo ajumma?”tanyaku menuntut.
“Mianhae
Yemi-ya? Aku tidak ingin membuatmu khawatir.”katanya padaku.
“Gwanchanaeyo
ajumma. Bolehkah aku duduk disamping oppa?”tanyaku padanya setelah menenangkan
hatiku yang campur aduk. Kim ajumma hanya mengangguk kecil.
“Oppa? Sadarlah.
Sadar oppa.”aku menggenggam tangan Jonghyun oppa. Air mataku menetes satu
persatu.
“Oppa, sadarlah.
Sadarlah demi appa oppa, umma oppa, dan noona oppa. Sadarlah demi mereka oppa.
Dan sadarlah demi aku.”aku terus menggenggam tangannya kuat. Aku tidak ingin
melepaskannya.
“Mi-ya, hye, mi.”aku terbangun. Aku
seperti ada orang yang memanggil namaku. “Hye-hyem-mi.”
jari-jari tangan Jonghyun oppa bergerak.
“Oppa? Kau sudah
sadar? Aku harus panggil dokter.”aku hendak berlari memanggil dokter. Namun ada
sesuatu yang menggenggam tanganku erat.
Aku menoleh
kebelakang. Jonghyun oppa menggenggam tanganku erat. “Oppa?” kataku lirih.
“Jangan pergi, Hyemi. Jangan pernah pergi lagi.”dia mengambil nafas yang dalam.
Mataku kembali
memanas. Tuhan, apa sekarang dia ingat aku? “Mi-ya, jangan- per-nah”kalimatnya
terhenti. Nafasnya naik turun. Dan dia…. “Oppa? Oppa?! Sadar oppa?! DOKTER!!!!”
***
-Minho-
Hatiku sakit.
Teramat sakit. Aku tidak tahan lagi atas semua ini. Tuhan, izinkan aku untuk
bisa mencintainya lagi Tuhan. Aku tahu dia telah memiliki namja chingu. Dan
namja chingu itu adalah hyungku sendiri. Tapi bisakah kau izinkan kami bersama?
Aku tidak dapat
melihat mereka bersama. Aku terlalu sakit untuk melihat semua kejadian itu.
Sudah sebulan memang aku terus menekan rasa sakit hati ini. Dan aku terus
mencoba untuk berpaling darinya. Namun, hatiku tidak bisa. Wajahku mungkin
memandang yeoja lain. Tapi hatiku tidak. Hatiku dan jiwaku terus memandanginya.
Tuhan, izinkan
aku untuk memilikinya. Kalau kau tak menghendakinya. Izinkan aku untuk
melupakannya, Tuhan. Hanya kau yang tahu perasaanku. Hanya kau yang tahu.
“Hyung?”Taemin
membuka pintu kamar. Dia perlahan menuju tempat tidurku. Aku menaruh buku yang
sedari tadi hanya ku pandangi. Aku sama sekali tidak membacanya. Pikiranku
pergi melayang entah kemana.
“Bisakah kau
menyukai yeoja lain?”Taemin memulai pembicaraan. Ada apa dengannya? tiba-tiba
membicarakan tentang hal ini.
“Maksudmu? Aku
tidak mengerti?”aku pura-pura kembali membaca. Namun, pikiranku tetap pada
kalimat yang diucapkan Taemin tadi. Bisakah
aku menyukai yeoja lain? Bisakah itu tejadi?
“Yeojamu telah
menemukan cintanya. Ku harap kau bisa menemukan cintamu hyung. Aku sedih
melihatmu seperti ini.”
“Aku tidak tahu.
Sudahlah Taemin. Kau tidak perlu ikut sedih dengan nasib burukku ini.”aku
menghela nafas panjang.
Tiba-tiba pintu
kamar terbuka. Key melambai-lambaikan sebuah surat kabar. Raut wajahnya susah
sekali ditebak.
“YAAA!! MINHO-YA!!
Kau kembali membuat berita heboh?! Yuri noona? Apakah kau tidak cukup membuat
berita tentang hubungan asmaramu? Kau memiliki gelang yang sama dengannya?!
berita apa lagi ini?!”Key terus mengacung-acungkan surat kabar dengan editan
fotoku dan Yuri noona sebagai halaman depannya.
“Itu hanya
gossip Kibum. Kau tahu kan aku sedang tidak menjalin hubungan dengan
siapa-siapa? Sudahlah, jangan ditanggapi. Aku lelah.”aku menaruh bukuku. Dan
mencoba untuk memejamkan mataku.
“YAA!! MINHO!!
Kau masih bisa tidur dengan berita burung seperti ini?!”Key terus mengoceh.
“Sudahlah hyung.
Minho hyung sedang lelah. Ayo kita tinggalkan dia.”Taemin sepertinya mendorong
Key keluar kamar. Dia tahu dengan perasaanku sekarang. Haah, gomawo Taemin-ie.
***
-Jonghyun-
Aku terus fokus
dengan jalanan di depanku. Namun, pikiranku tidak dapat fokus. Minho menyukai Hyemi. Hanya hal itu yang
terus terfikirkan olehku. Aku tahu dia menyukai yeojaku. Namun, mengapa aku
tega untuk terus menyakitinya?
Aku terlalu
egois. Aku hanya memikirkan perasaanku saja. Aku tidak pernah memikirkan
perasaan Minho. Tapi aku juga tidak bisa untuk melepaskan Hyemi. Aku
mencintainya. Sangat mencintainya. Aku tidak bisa memberikannya pada Minho.
Karena aku belum siap.
TIINNTIINN!!!aku membunyikan klakson
mobilku. Seorang yeoja yang selalu ku tunggu kehadirannya menghampiri mobilku
dengan wajah sedih. Ada apa dengannya?
“Kau kenapa
Hyemi-ya?”aku bertanya padanya. Namun, pertanyaan itu tidak dijawabnya. Lama
aku menunggu jawaban sepele itu. Apa ada dengan Hyemi?
“Hyemi? Hyemi?
Hyemi?!” aku sedikit teriak. Aku harap aku dapat membuyarkan lamunannya.
“Hah? Ne
oppa?”dia seperti orang yang kebingungan.
“Kau kenapa? Kau
terlihat sedih. Wae?”tanyaku lembut. Aku ingin tahu apa yang sedang dia
pikirkan.
“Aku tidak
apa-apa oppa.”dia menyunggingkan senyumnya. aku tahu dia terpaksa tersenyum.
Senyumnya terlihat tidak tulus sama sekali.
Kami sudah
sampai di kafe langganan kami. Ku harap aku dapat merubah moodnya menjadi baik.
aku ingin melihat dia tersenyum dengan tulus.
“Kau mau pesan
apa?”aku memulai pembicaraan. Namun, dia tidak menjawab pertanyaanku. “Hyemi?”
“Ne, Min-“dia
menutup mulutnya. Aku sepertinya mendengar dia mengucapkan kata Min. apakah dia sedang memikirkan Minho?
“Ne, oppa?”dia bertanya padaku.
“Kau mau pesan
apa?”tanyaku kembali. “Seperti biasa aja oppa. Hot Capucino.”dia kembali diam.
Tatapannya kosong.
-Hyemi-
Aku kembali
mengucek mataku. Apa yang aku lihat tadi? Minho oppa dengan Yuri noona? Apa
mereka benar-benar ber-. Hatiku sakit untuk memikirkan hal itu. Apa yang
terjadi padaku? Aku sudah punya Jonghyun oppa.
Aku tidak
mungkin menyukai Minho oppa. Tidak itu tidak mungkin terjadi. Hatiku hanya
untuk Jonghyun oppa.
Jemari Jonghyun
oppa mengusap pipiku. “Kau menangis Hyemi? Ada apa?” segera aku usap air mata
yang masih tersisa di pipiku. Jonghyun oppa tidak boleh tahu. Jangan sampai
tahu.
“Tidak ada
apa-apa oppa.”aku bohong.
Jonghyun oppa
hanya diam. Aku takut dia tahu tentang perasaanku. Oppa, mianhae. Aku tahu aku
plin plan tapi. Aku bingung harus memilih yang mana diantara kalian. Aku tahu
aku egois. Aku ingin memiliki kalian berdua. Namun, itu tidak mungkin. Harus
ada satu yang ku pilih. Dan aku tidak tahu itu siapa.
-Jonghyun-
Keyakinan ini
semakin menguat. Apalagi saat aku melihatnya menangisi Minho dan Yuri noona
tadi. Aku tahu bahwa dia menyukai Minho. Begitu pula sebaliknya. Minho juga
mencintainya.
Aku tahu separuh
dari hati Hyemi memilih Minho. Tapi, separuh hatinya masih memilihku. Aku tahu
semua yang dirasakannya. Tidak ada satupun rahasia yang dapat dia sembunyikan
dariku. Kami selalu bersama sejak kecil.
aku harus
berusaha melepaskannya. Aku ingin dia menemukan kebahagiannya. Cinta itu tidak
harus memiliki, bukan? Aku hanya ingin dia menemukan cintanya. Dan tidak
terikat dengan janji pada masa kecilnya. Dia harus bisa menemukan kehidupannya
dan tidak terikat dengan masa lalu.
Dan hanya Minho
yang dapat membebaskan Hyemi dari penjara masa kecilnya itu. Aku percaya padamu
Minho.
-Minho-
Aku
menghempaskan tubuhku ke tempat tidur. Seharian ini aku hanya mengantarkan Yuri
noona, Yoona noona, dan Seohyun noona berjalan-jalan. Taemin juga ikut. Namun,
dia hanya duduk menunggu di café di dalam mall. Dia tidak ikut berjalan-jalan.
Huff, lelahnya.
Drrrttt… Iphoneku bergetar. One New Message from Jonghyun hyung. Ada
apa Jonghyun hyung mengirmkan sms. Aneh sekali.
From: Jonghyun hyung
Minhoya, bisakah kita bertemu di taman dekat
dorm sekarang juga? Ada hal penting yang harus dibicarakan.
Dari bahasa yang
digunakan Jonghyun hyung, terlihat sekali bahwa ini serius. Tapi apa hal serius
yang harus dibicarakan sekarang? Tidak bisakah besok saja dibicarakannya?
“Hyung!!! Kau
sudah lama menunggu?”nafasku naik turun karena aku tadi berlari-lari kecil.
“Kau menyukai
Hyemi? Apa kau mencintainya?” Inikah hal penting itu? Dia begitu jelas dan
jujur. Aku tidak tahu harus menjawab apa.
“Apa yang kau
bicarakan hyung? Hyemi adalah yeoja chingumu.”jawabku berusaha berkelit.
“Aku tanya kau
mencintai Hyemi? Jawab yang jujur.”dia memegangi pundakku. Sepertinya dia akan
jatuh. Mungkin mengucapkan kalimat ini sangat menguras tenaganya. Dia lebih
tegar dari pada yang aku bayangkan.
“Aku, aku.
Hyung, sebaiknya kita kembali ke dorm saja. Di sini dingin.”aku mencoba
berkelit kembali.
“Jangan
berkelit! Jawab pertanyaanku! Kau suka Hyemi? Apa kau mencintainya?
JAWAB!”Jonghyun hyung membentakku. Matanya tajam menatap mataku. Dia sepertinya
serius dengan hal ini.
Tubuhku merosot
ke tanah. Aku tidak kuat lagi. Jonghyun hyung berjongkok di sebelahku.
“Seperti aku
tahu jawabannya. Dan aku juga tahu sebesar apa kau mencintainya.”katanya sambil
tersenyum. Dan dia pun meninggalkanku di taman sendirian.
Kau menyukai Hyemi? Apa kau mencintainya? Kalimat
itu kembali terulang. Sepertinya aku tahu
jawabannya. Dan aku juga tahu sebesar apa kau mencintainya. Aku tidak menyangka
bahwa Jonghyun hyung tahu perasaanku pada yeojanya.
Aku sangat
merasa bersalah padanya. Aku sangat bersalah padanya. Harusnya Tuhan menghukum
diriku ini. Aku telah menyakiti perasaan hyungku yang sangat baik.
-Hyemi-
Aku menutup kaca
jendela apartemenku. Matahari mulai tenggelam. Udara Seoul juga semakin dingin.
Sedingin hatiku saat ini.
Drrrtt… Sepertinya BlackBerrry bunyi. Ternyata BBM dari Jonghyun oppa. Tumben sekali dia memBBM aku?
Aku menunggumu diluar. Cepat keluar ya. Ada
hal penting yang harus ku bicarakan. Ku tunggu kau di taman biasanya.
Dia menungguku
di taman? Sekarangkan sedang hujan? Apa dia bawa payung? Aku khawatir. Aku segara
mengambil mantel coklatku. Dan mengambil paying beningku.
“Oppa? Kau hujan-hujanan?”aku
berlari ke arahnya.
Saat aku tiba
dihadapannya. Tiba-tiba memelukku. Tanpa sengaja ku jatuhkan payungku dan
membiarkan air hujan membasahi kami berdua.
“Oppa?”tanyaku.
“Izinkan 10
menit saja. Tidak 5 menit saja seperti ini. izinkan aku memelukmu 5 menit saja.
Ku mohon Hyemi izinkan aku untuk memelukmu.”katanya lirih. Sepertinya ia
menangis.
Dia melepas
pelukannya. Tubuh kami sudah basah kuyup diguyur hujan. Apa yang terjadi dengan
oppaku?
“Kau
mencintaiku? Bisakah kau mencintaiku?”tanyanya sambil menatap mataku tajam. Aku
hanya dapat terdiam. Pertanyaannya bagaikan belati yang menembus jantungku.
“Bisakah kau
mencintaiku seperti dulu Hyemi? Bisakah kau menjawab pertanyaan sepele ini?”Jonghyun
oppa kembali bicara.
“Kau tidak
bisakan? Aku tahu kau tidak akan pernah bisa mencintaiku seperti dulu lagi. Aku
tahu di hatimu sudah ada namja lain. Aku tahu siapa namja itu. Aku tahu
semuanya.”dia kembali memelukku.
Air mataku
terjatuh. Setetes, dua tetes, tiga tetes. Dan semakin deras. Dia tahu semuanya.
Aku merasa bersalah terhadapnya. Saat aku menginginkannya dan disaat kami telah
bertemu kembali dan menjalin hubungan. Aku malah mengkhianatinya. Aku begitu
berdosa pada Jonghyun oppa.
“Kau tahu aku
sakit. Kau tahu hatiku sangaaat hancur mengetahui keadaan yang sebenarnya.”dia
melepas pelukannya. Dia mengangkat wajahku yang tertunduk.
“Namun, aku
tidak bisa mengahalangimu. Aku ingin melihatmu bahagia. Aku ingin melihatmu
menemukan cinta sejatimu. Aku ingin kau, bisa lepas dari janji masa kecil kita. Dan menemukan
kehidupanmu. I just want you find your true love Hyemi-ya.” dan, diapun menundukkan
kepalanya dan mengecup bibirku yang basah dan gemetar.
Air hujan terus
membasahi kami berdua. Seakanmereka tahu bahwa inilah akhir dari janji masa
kecil kami. Akhir dari kisah cinta kami.
Dia mengangkat kepalanya.
Air matanya terus jatuh dari membasahi wajahnya yang tampan.
“Oppa?
Mianhaeyo.”kataku lirih. Aku menahan tangisku.
“Hyemi-ya,
saranghae. Saranghaeyo Hyemi-ya.”katanya sambil kembali mendekapku dalam
pelukannya.
“Sarang.
Saranghaeyo Kang Hyemi. Jeongmal Saranghae.”dia terus memelukku seakan tidak ingin
aku pergi.
“Jeongmal
saranghaeyo Kang Hyemi.”Jonghyun oppa melonggarkan pelukannya dan kembali
menciumku.
“Nado saranghae
oppa.”jawabku setelah dia melepas pelukannya.
“Hyemi-ya. Kejar
dia. Kejar namja yang kau cintai itu. Kejar Minho oppamu. Kejar cintamu
Hyemi-ya. sebelum semuanya terlambat. Katakan bahwa kau juga mencintainya. Katakan
bahwa kau mencintainya. Sangat mencintainya. Kejar dia Hyemi-ya.”Jonghyun oppa
menggenggam tanganku.
“Tapi oppa? Kau bagai-“Jonghyun
oppa menempelkan telunjuknya dibibirku.
“Aku akan tetap
baik-baik saja. Aku akan selalu baik-baik saja.”Jonghyun oppa menyunggingkan
senyumnya. dia terlihat lebih tegar dari pada tadi.
Katakan bahwa kau juga mencintainya. Katakan
bahwa kau mencintainya. Sangat mencintainya. Kejar dia Hyemi-ya. Aku terus
berlalri menuju taman dekat dorm SHINee. Aku akan mengejar cintaku seperti kata
Jonghyun oppa. Aku akan mengatakan bahwa aku juga mencintainya. Aku akan
mengatakannya pada Minho oppa.
-AUTHOR-
“Hyemi?”kata
Minho saat melihat yeoja yang dicintainya berlari di bawah rinai hujan tanpa paying
yang melindunginya.
“Oppa?”Hyemi
menghentikan langkahnya.
Katakan bahwa kau mencintainya, Minho.
Katakan bahwa kau sangat mencintainya. Kejar dia Minhoya. Kejar cintamu.
Minho kembali teringat kalimat Jonghyun sebelum Jonghyun pergi meninggalkannya
di taman.
“Aku tahu siapa
yang membuatmu datang kemari.”Minho berjalan mendekat pada Hyemi.
“Aku juga tahu
siapa yang membuatmu menunggu di sini. Di bawah rinai hujan.”Hyemi masih
bergeming di tempatnya.
Minho sudah
berada tepat di depan Hyemi. Dan, Minhopun memeluknya. “Saranghae Hyemi-ya.
Jeongmal saranghaeyo.” Minho menyatakan cintanya.
“Nado saranghae
oppa. Jeongmal nado saranghaeyo.”Hyemi membalas pelukan Minho.
Minho mencium
kening Hyemi. Hyemi menatap Minho lekat-lekat. Dan tersenyum bahagia.
Gomawo Jonghyun oppa. Jeongmal gamsahamnida.
Kau selalu mengajarkan aku arti tulusnya mencintai seseorang. Dan kau selalu
mengajarkanku cara untuk merelakan orang yang kita cintai dengan tulus dan
iklhas. Mianhae oppa. Aku tidak dapat membalas cintamu. Tapi kau tahu oppa,
namamu selalu terukir di dalam hatiku. Dan kau adalah satu-satunya namja yang
selamanya akan aku cintai. Walau rasa cintaku padamu berbeda dengan rasa cintaku
pada Minho oppa. Tapi kau adalah namja yang sangat aku cintai selamanya.
Jeongmal gamsahamnida. Saranghaeyo oppa.
Jonghyun membuka
pintu dorm. Key sudah menunggunya sedari tadi. Dorm SHINee sepi. Taemin dan
Onew sedang ada jadwal malam itu. Jadi hanya Key yang berada di dorm sendirian.
“Hyung, kau
sudah melakukan yang terbaik.”Key berjalan mendekat ke arah Jonghyun dan
memberikannya handuk.
“Gomawo Kibum. Aku
hanya tidak ingin merampas kebahagian mereka berdua.”kata Jonghyun sambil
berjalan menuju kamarnya.
Air mata
Jonghyun kembali menetes. Namun kali ini. Jonghyun tersenyum dia tersenyum
bahagia. Walau air matanya terus jatuh membasahi wajahnya.
Hyemi-ya, gomawo. Terima kasih karena kau
pernah mencintaiku. Karena kau pernah membalas cintaku. Gomawo Hyemi-ya. Thanks
for coming to my life. Love needs go on like this Hyemi-ya.
-END-
Tidak ada komentar:
Posting Komentar