With You
Author :
@syarifahatikarb
Genre :
Romance/sad romance
Cast :
Byun Baekhyun (EXO)
Park Hyejin (OC)
Support cast :
EXO
Lee Yoenhee (OC)
Choi Minyoung (OC)
Cho Jinri (OC)
Donghae dan Kyuhyun (Super Junior)
Minho (SHINee)
With You, it’s more
than enough for me…
-Hyejin-
Aku sedang membaca buku di taman kampus saat
semua yeoja berteriak-teriak. Aku bingung dengan mereka tidak bisakah mereka
mengecilkan suara mereka yang melengking itu? Ku lepas kaca mata yang
bertengger di wajahku. Dan kumasukkan bukuku ke dalam tas.
“Hyejin-ah!!”teriak
seorang yeoja dari kejauhan. Aku tidak terlalu jelas melihat mukanya. Mataku
minus.
“Yaa!
Park Hyejin! Kenapa kau tidak membalas sapaanku?”teriak Yoenhee, sahabatku.
“Mian,
kau tahu sendirikan kalau mataku itu minus.”belaku.
“Aish,
sudahlah. Oh ya, Donghae oppa sudah menjemputku. Dia menyuruhku untuk
mengerjakan tugas di SM saja. Sekalian menunggu oppa-oppa kita yang sedang
latihan. Jinri dan Minyoung sudah menunggu di mobil. Ayo!”Yoenhee menggeretku
menuju mobil Donghae oppa.
Selama
perjalanan menuju SM aku hanya diam memandangi jalanan Seoul yang semakin hari
semakin padat. Aku malas untuk ikut bicara dengan yang lain. Mood-ku saat ini
sedang tidak baik.
“Tumben
kau diam saja Hyejin-ssi?”tanya Donghae oppa dari belakang kemudi.
“Aku
hanya sedang tidak enak badan oppa.”jawabku singkat. Aku benar-benar malas
bicara dengan siapapun hari ini.
“Kau
sakit Hyejin-ah? Apa kau mau pulang saja?”tanya Minyoung.
Oh, Minyoung. Bisakah kau diam? Aku sedang
malas bicara. Aish! Keluhku dalam hati. Aku menggelengkan kepalaku.
Kami
telah sampai di SM. Minyoung dan Jinri segera berlari menuju tempat latihan
para artis SM. Aku tahu siapa yang mereka cari. Minyoung pasti mencari namja
chingunya, Kai oppa. Sedangkan Jinri, dia ingin sekali bertemu dengan Xuimin
oppa, calon namja chingunya.
“Oppa?
Aku akan menggunakan tempat Suju oppadeul ya untuk mengerjakan tugas? Bukankah
Suju oppadeul ada jadwal hari ini? tempat kalian berkumpul pasti sepi kan?
Boleh ya?”
Yoenhee
sedang memohon pada Donghae oppa untuk meminjamkan tempat Suju oppadeul
berkumpul untuk mengerjakan tugas kelompok ini.
“Ne.
tapi kau harus merapikannya kembali setelah kau pakai.”Donghae oppa
mengacak-acak rambut dongsaengnya itu.
Seandainya
saja Chanyeol oppa seperti itu. Pasti aku akan bahagia sekali. Akhir-akhir ini
Chanyeol oppa terlalu sibuk dengan jadwalnya. Tidak ada waktu untuk mengobrol
denganku. Aku benar-benar tidak suka dengan kesibukan oppa sekarang.
“Ayo
Hyejin. Loh? Jinri dan Minyoung kemana?”tanya Yoenhee setelah meninggalkan
Donghae oppa di lobby.
“Kau
tahu jawabannya Yoenhee-ya.”kataku dengan malas.
“Kalau
begitu kau panggil mereka. Aku akan ke tempat Suju oppadeul dulu. Akan ku
siapkan bahan yang akan dipakai nanti.”Yoenhee keluar dari lift. Kini aku
sendiri.
Tiba-tiba
pintu lift terbuka. Baekhyun oppa? Aish, kenapa aku bertemu dengannya dalam
keadaan mood yang jelek?
“Kau
disini? Kau mau bertemu oppamu?”tanya Baekhyun oppa sambil memainkan Iphonenya.
“Ani.
Aku kesini untuk mengerjakan tugas kelompok. Tapi aku harus menjemput Minyoung
dan Jinri dulu.”jawabku malas.
“Kalau
begitu kita satu arah.”tiba-tiba Bakhyun oppa menoleh ke arahku dengan senyum
manis dan eye smile-nya. Haaah, hatiku meleleh seketika.
-Baekhyun-
Beberapa
kali aku mengeluarkan joke. Ada yang garing ada pula yang lucu. Aku ingin
mencairkan suasana antara aku dan Hyejin, yeoja yang telah lama aku cintai.
Aku
membuka pintu tempat latihan. Memang benar, Jinri dan Minyoung sedang ada
disana dengan Kai juga Xuimin.
“Hyejin?
Baekhyun? Tumben sekali kalian berdua. Biasanya kalau kalian bertemu kalian
pasti berantem?”Suho hyung betanya.
“Benarkah?
Oh.”kataku singkat. Chanyeol menoleh ke arahku dan Hyejin. Hyejin berlari kearah
oppanya itu dan memeluknya. Kapan aku bisa memeluk Hyejin?
“Chanyeol
oppa? Kau terlihat kurus.”Hyejin merapikan rambut oppanya. Aku sedikit cemburu.
Walau aku tahu itu adalah oppa kandung Hyejin. Tapi tetap saja aku cemburu.
“Benarkah
itu saeng? Kalau begitu kau harus sering-sering kemari dan membawakan
makanan.”kata Chanyeol sambil mencubit pipi dongsaengnya itu.
“Annyeong.
Aku, Minyoung dan Jinri harus mengerjakan tugas dulu. Kasian Yoenhee juga sudah
menunggu lama. Annyeong.”kata Hyejin berpamitan.
“Ayolah
Minyoung!”Jinri, yeoja imut itu menggeret temannya yang masih asyik mengobrol
dengan Kai itu.
“Oppa,
aku pergi dulu ya. annyeong.”Minyoung membungkukkan badannya.
“Hati-hati
chagiya.”Kai melambaikan tangannya.
“Ne
oppa.”
Aku
sangat ingin seperti KaiYoung couple. Tapi kapan? Aku terlalu takut untuk
ditolak Hyejin.
Latihan
hari ini selesai. Benar-benar melelahkan. Aku meminum air putih yang tadi
diberikan Hyejin di lift. Haah, aku ingin sekali mengulang kejadian di lift
tadi.
“Ya!
baekhyun, apa yang kau pikirkan? Apakah kau sedang memikirkan
dongsaengku?”Chanyeol menyunggingkan senyum evilnya. Benar-benar tidak evil.
Terlihat imut malah.
“Chanyeol?
Kau kerasukan apa sampai bisa berkata begitu?”jawabku bohong. Aku memang sedang
memikirkan dongsaengnya, Hyejin.
“Kerasukan?
Kau itu yang sedang kerasukan peri cinta.”Chanyeol kembali menggoda sambil
memeletkan lidahnya.
“YAA!!
CHANYEOL HYUNG!!”aku berlari mengejarnya.
***
-Hyejin-
Setelah
kejadian hari itu. Semakin hari hubunganku dengan Baekhyun oppa semakin dekat.
Kami jadi sering berhubungan. Tidak ada lagi pertengkaran anak kecil seperti
dulu. Aku senang.
“KYAAA!!!
Hyejin!!!”teriak Jinri. Aku menutupi kedua telingaku. Suaranya benar-benar
membuat telingaku sakit.
“YAA!!
Jinri-ah! Kau ingin membuatku tuli.”aku mengepalkan tanganku dan meniupnya.
Lalu menaruhnya di telingaku.
Jinri
mengguncangkan tubuhku dengan keras.
“Jinri-ah
kau kenapa? Kau tahu ini sakit?”kataku. jinri benar-benar membahayakan.
“Aku
telah menjadi yeoja chingunya Xuimin oppa! Kyaaa!!”
DEG!
Yeoja chingu? Perlahan wajah Baekhyun oppa melintas di dalam pikiranku.
Senyumnya, tawanya, wajah imutnya. Semuanya. Terlintas begitu saja dan terus
berputar. Akankah takdirku akan seindah takdir Jinri.
-Baekhyun-
Aku
sedang berlatih hari ini. konsentrasiku terbelah. Terpecah menjadi dua. Hyejin
benar-benar membuatku pusing. Aku bingung.
“Kau
kenapa Baekhyun? Kau tidak seperti biasanya?”Chanyeol menepuk pundakku.
“Kau
sedang memikirkan Park Agassi?”aku terdiam. Dia benar, aku memang sedang
memikirkan Agassi itu. Chanyeol tersenyum puas.
“Kau
tahu? Aku merestuinya. Aku merestui jika kau berhubungan dengan agi itu.”dia
kembali menepuk pundakku dan pergi.
Aku
sudah mendapatkan restu dari oppanya. Tapi mengapa sampai sekarang aku tidak
bisa membuatnya menjadi milikku?
Aku
berjalan-jalan di sekitar Gedung SM. Langkahku gontai. Aku tidak tahu apa yang
terjadi padaku sebenarnya.
JEDUG!
“Awh!”kataku
dan seorang yeoja bersamaan.
“Hyejin?”tanyaku
pada yeoja yang tadi tidak sengaja ku tabrak. Dia masih mengusap keningnya yang
sakit.
“Oppa?”
Han
river sangat indah. Udara pagi juga sangat sejuk. Sebagian bebanku menghilang
bersama tiupan angin. Dan aku senang, karena dia berada disampingku saat ini.
“Oppa,
aku mau naik sepeda.”pintanya. wajahnya seperti anak kecil. Dan membuatku tidak
sengaja mencubit pipinya gemas.
Saat
ku sadari tanganku menyentuh pipinya. Aku segera menarik tangnku kembali.
Jantungku berdebar sangat cepat. Dia menatapku bingung.
Aku
berusaha mengatur detak jantungku agar kembali normal. Dan memaksakan senyumku.
“Baiklah. Ayo, kita sewa sepeda.” Ajakku padanya.
Tanpaku
sadari aku menarik tangannya dan tersenyum bahagia. Dan tanpa ku sadari pula
ada seseorang yang mengabadikan kejadian ini.
***
-Hyejin-
Perasaanku
sangat tidak enak hari ini. hampir semua mata memandangiku aneh. dan banyak
kejadian aneh yang terjadi di kampus hari ini.
Mulai
dari mejaku yang bertabur bungan kamboja putih. Ada banyak noda darah di
kursiku. Dan masih banyak lagi. Aku benar-benar takut.
PRAAK!!
Pipiku sakit. Ku angkat wajahku. Apa ini? aku sudah berada di tengah-tengah
puluhan yeoja.
“Jangan
pernah kau dekati Baekhyun oppa kami!!” teriak salah satu yeoja yang berada di
barisan depan. Apa maksudnya?
“Kami
sudah cukup sakit, mengetahui bahwa kau adalah adik dari Chanyeol oppa. Jadi
jangan rebut Baekhyun oppa kami!!!”
Tiba-tiba
telur busuk pecah di atas kepalaku. Dan puluhan bola air mengarah padaku.
Sebuah kantung tepung mendarat di kepalaku. Aku diam melihat ini semua terjadi
padaku. Aku tahu inilah resiko dari nasib beruntungku. Aku memejamkan mata dan
menerima semua yang akan terjadi.
Tiba-tiba
semua menghentikan lemparannya. Perlahan ku buka mataku. Aku melihat Yoenhee
menangis, melihatku dari jauh. Minyoung dan Jinri menatapku iba. Dan aku
melihat Baekhyun oppa sudah berdiri di depanku.
“Ku
mohon jangan sakiti dia. Dia tidak tahu apapun jadi jangan pernah sakiti dia.
Aku mohon.”kata Baekhyun oppa sambil menarikku pergi dari kerumunan yeoja-yeoja
itu.
Yoenhee,
Jinri dan Minyoung menghambur memelukku. “Kau tidak apa-apa Hyejin-ah?”kata
Minyoung sambil membersihkan tepung dari tubuhku dengan sapu tangannya. Aku
mengangguk kecil. Memaksakan senyum manisku.
“Bisakah
aku bicara berdua dengan Hyejin.”tanya Baekhyun oppa. Aku menatapnya bingung.
Yoenhee mengangguk cepat dan menarik Minyoung dan Jinri pergi.
“Hyejin-ah
mianhae. Karena aku, kau jadi seperti ini. jeongmal mianhae.”katanya sambil
membersihakan tubuhku dari tepung.
“Gwaenchana.
Ini mungkin nasib burukku saja.”kataku menghiburnya. Dia diam dan hanya
menatapku tajam.
“Ayo
kita pulang.”ajaknya.
-Baekhyun-
Aku
semakin takut untuk memilikinya. Aku takut menjadikannya sebagai yeojaku. Aku
takut tidak dapat melindunginya. Dan aku sangat takut untuk terus berada di
sisinya.
“Aku
tahu apa yang terjadi.”Chanyeol memegangi bahuku. “Bisakah kau menjaganya? aku
harap kau memikirkan yang terbaik untuknya. Karena dia dongsaengku.”Chanyeol
pergi meninggalkanku.
Bisakah aku menjaganya? Apakah aku sudah
memikirkan yang terbaik untuknya? Aku berkata dalam hati. Aku mulai
memejamkan mataku.
-Hyejin-
Aku
sedang menonton TV. Namun, pandanganku kosong. Hyejin-ah mianhae. Karena aku, kau jadi seperti ini. jeongmal mianhae.
Kata-katanya hari itu terngiang di kepalaku. Tatapannya pada saat itu kembali
hadir dalam benakku. Kenangan indahku bersamanya berputar kembali.
DRRRTT… Iphoneku berbunyi.
“Yoboseyo?”
Aku
menuruni mobil dengan tergesa. Baekhyun oppa apa yang terjadi?
“Oppa?”aku
menatapnya sedih. Dia terlihat mabuk berat. Beberapa botol arak kosong
tergeletak disampingnya. Aku mendekat ke arahnya.
“Oppa,
kau kenapa?”aku menyingkirkan rambut yang menutupi wajahnya. Aku sedih
melihatnya seperti ini. hatiku sakit melihatnya begini.
Aku
mencoba mengangkatnya. Namun dia menggenggam tanganku erat.
“Hyejin-ah?”dia
memanggil namaku.
“Ne
oppa?”
“Saranghae.
Hyejin-ah saranghae.”katanya. jantungku berhenti seketika. Dia menyatakan
cintanya padaku.
“Hajiman,
mianhae. Aku memang menyukaimu. Bukan. Aku mencintaimu. Di saat aku berada
disampingmu aku seperti orang yang berbeda. Aku lebih banyak bicara saat kau
menjadi lawan bicaraku,”aku tersenyum getir mendengar pengakuannya.
“Aku
ingin memilikimu Hyejin-ah. Aku ingin menjadikan dirimu sebagai yeojaku. Tapi
itu mustahil. Aku takut kau terluka saat bersamaku. Aku takut hatimu akan sakit
jika aku terus berada di sisimu. Aku takut tidak,”kalimatnya terhenti. Air mata
menetes dari matanya yang setengah terbuka.
“Aku
takut tidak bisa menjagamu dengan baik. aku takut akan kehilangan dirimu.
Mianhae Hyejin-ah. Mian karena aku tidak dapat menjadikanmu sebagai
yeojaku.”setelah mengatakan kalimat terakhir itu dia ambruk.
Aku
menatapnya nanar. Aku tahu inilah akhir dari perasaanku. Inilah akhir dari
cinta yang belum sempat terjalin. Aku tahu inilah akhirnya. Akhir dari
perjalanan cinta kami yang belum sempat terjalin sedetik pun.
Aku
berusaha membawanya ke dalam mobilku. Aku akan mengantarnya ke dorm EXO.
“Oppa,
kau tahu? Aku juga mencintaimu. Tapi, inilah akhirnya. Perasaan kita tidak
dapat menyatu walau itu hanya sedetik. Aku harap kau bahagia setelah ini. Aku
harap kita akan bersama kembali setelah kau berani. Berani untuk berada di
sisiku. Dan sampai waktunya itu tiba aku akan menunggumu. Saranghae.”
Aku
tersenyum getir, menahan tangisku. oppa,
aku akan menunggumu. sampai kapanpun itu. Kataku dalam hati.
-Baekhyun-
Oppa, kau tahu? Aku juga mencintaimu. Tapi,
inilah akhirnya. Perasaan kita tidak dapat menyatu walau itu hanya sedetik. Aku
harap kau bahagia setelah ini. Aku harap kita akan bersama kembali setelah kau
berani. Berani untuk berada di sisiku. Dan sampai waktunya itu tiba aku akan menunggumu.
Saranghae. Aku terbangun dari mimpiku.
Ternyata
itu hanya mimpi. Tapi, aku merasakan sakit hatinya saat dia berkata itu di
depanku dengan senyum manis di wajahnya.
“Kau
sudah bangun? Tadi malam kau mabuk berat. Park Agassi mengantarmu kemari.”Chanyeol
memberikanku bubur dan segelas madu.
Jadi
itu bukan mimpi? Itu bukan mimpi. Hyejin-ah?
“Ya,
aku tahu yang terjadi. Kau tahu Baekhyun. Saat mengantarmu ke sini Park Agassi
menangis. Dia memelukmu erat. Dia seakan takut. Saat aku mencoba membantunya membawamu,
dia hanya menggeleng kecil. Dan menidurkanmu di tempat tidur ini,”Chanyeol
terhenti. Dia menatapku iba.
“Dia
terus menungguimu disini. Menangis dalam diam. Dan dia akhirnya pergi. Kau
tahu, aku menatap kalian iba. Begitu peliknya hubungan kalian.”kata Chanyeol
dan pergi meninggalkanku di kamar. Sendiri.
***
-Hyejin-
Aku
sedang berjalan-jalan di dekat Han river. Sudah setahun setelah kejadian malam
itu. Walau hubungan kami tetap berjalan. Tapi ada tembok yang menghalangi kami
untuk bersama. Hingga akhirnya kami hanya bisa saling menatap.
Telah
setahun pula aku menunggunya. Menunggunya merobohkan tembok itu. Dan sampai
saat ini aku masih menunggu. Aku tahu suatu hari nanti dia dapat merobohkan
tembok ini.
“Hyejin-ah!!!”teriak
Baekhyun oppa dan Chanyeol oppa hampir bersamaan. Aku tersenyum. Mungkin cukup
seperti ini saja. Cukup dengan dia terus berada disisiku. Itu sudah lebih dari
cukup untukku. Itu sangat lebih dari cukup.
“Kau
tahu Hyejin? Kami mencarimu kemana-mana dan kita tidak dapat menemukanmu.”kata
Chanyeol oppa.
“Tapi
aku dapat mengetahui kemana kau pergi.”sambil memeletkan lidahnya pada Chanyeol
oppa.
“Ayo
kita pergi.”Chanyeol oppa menggenggam tanganku erat. Dia menatapku dan
membisikkan sesuatu di telingaku. Aku hanya tersenyum mendengar apa yang ia
katakan. Aku harap itu benar oppa.
-Baekhyun-
Aku
tahu apa yang dibisikkan Chanyeol pada dongsaengnya itu. Aku yang memintanya
mengatakan hal itu.
Hyejin-ah.
Aku berjanji suatu saat nanti aku pasti bisa menghancurkan tembok yang
menghalangi kita berdua. Aku berjanji.
********
-END-